Fokus Membangun Keluarga Berkualitas

Tagline BKKBN bukan lagi dua anak cukup, tapi berencana itu keren.

 Save as PDF
(Last Updated On: )

Sosialisasi Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

AMLAPURA-fajarbali.com | Ketua Pokja Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali, Desak Nyoman Triarsini menjadi narasumber Sosialisasi Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

Desak Triarsini, memaparkan hal-hal sederhana namun sering dianggap sepele oleh kebanyakan masyarakat, misalnya penggunaan alat kontrasepsi, menghindari 4 terlalu hingga memerhatikan asupan gizi keluarga, terutama ibu hamil dan balita.

“Tagline BKKBN bukan lagi dua anak cukup, tapi berencana itu keren,” jelas Desa Triarsini kepada 400 lebih warga Desa Gegelang. Untuk itu, Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) perlu terus digencarkan secara massif.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali Sarles Brabar, dalam sambutannya menjelaskan, pihaknya bersama mitra Komisi IX DPR RI tidak henti-hentinya mengampanyekan program Bangga Kencana, pola hidup bersih dan sehat, serta pencegahan stunting.

Kerja-kerja nyata yang dilakkan semua pihak selama tiga tahun belakangan, khususnya di Karangasem, mulai menunjukkan hasil. Berdasarkan data September 2023 lalu, angka stunting di Karangasem, mulai menurun. Dari 21 ribu balita yang ditimbang, sebanyak 1.476 anak terindikasi mengalami stunting.

Adapun, persentase angka stunting di Karangasem pada 2023 mencapai 7,03 persen. Angka ini menurun dibanding 2021 yang mencapai 22,9 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Tahun ini, Karangasem ditarget 5 persen.

Sarles sangat optimis, meskipun masih menunggu pengumuman resmi data terbaru 2024 dari Pemerintah Pusat. “Kuncinya ada di kabupaten/kota. Sebab, hasil di tingkat provinsi adalah gambaran dari kabupaten/kota itu sendiri,” ungkapnya.

Dari antusisme peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan narasumber, Sarles menilai, pemahaman masyarakat sudah sangat baik terhadap tips-tips mencegah stunting dari hulu hingga hilir. Sekarang tinggal mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, menjabarkan, Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia, sangat rentan dengan berbagai isu, salah satunya kesehatan. Artinya, secara tidak langsung, sektor pariwisata menuntut Bali selalu dalam keadaan sehat, baik lingkungannya dan manusianya.

Untuk itu, percepatan penurunan stunting sangat relevan menyiapkan manusia-manusia sehat, cedas dan berdaya saing. Lebih anjut, secara makro, jika masyarakat sehat, beban negara juga lebih ringan untuk menyubsidi biaya kesehatan.

“Bagaimana wisatawan mau datang kalau banyak penduduk (Bali-red) yang sakit-sakitan? Mari mulai sekarang ikuti anjuran pemerintah terkait perencanaan keluarga dan kesehatan,” imbaunya. (rel)

 

 Save as PDF

Next Post

Mardi Soemitro Cetuskan Gerakan Sosial Masyarakat Tanpa Sekat

Jum Feb 2 , 2024
“Semangat saya di dukung oleh para tokoh ulama di Bali melalui Partai Gelora membawa slogan ‘Gerakan Masyarakat Tanpa Sekat’, ujarnya.
IMG-20240201-WA0000

Berita Lainnya