Fogging, Antisipasi DB di Banjar Puaya, Desa Batuan

(Last Updated On: )

GIANYAR – fajarbali.com | Salah satu warga Banjar Puaya, Desa Batuan, Wayan Tirta Buana (40) meninggal dunia dan diduga karena mengalami demam berdarah. Mengingat trombositnya ketika dilakukan penanganan medis turun drastic sampai 14. Yang bersangkutan meninggal dunia Minggu (1/3/2020) lalu dan mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Batubulan.

 

 

Keluarga korban Kamis (12/3/2020) menyebutkan bahwa memang benar Tirta Buana meninggal dan diduga mengalami DB. Walau demikian, keluarga tidak meyakini terkena DB, mengingat gejala sakitnya tidak seperti DB. “Sehari sebelum meninggal, pas Kuningan (Sabtu, 29/2/2020) suami masih sehat. Bahkan ikut ngiring sesuhunan melancaran. Tiba-tiba malam harinya dia lemas, panas tinggi dan menggigil kedinginan,” ungkapnya. Dalam keadaan sakit, saat penanganan di rmah, sempat minum air putih dan sorenya dirujuk ke rumah sakit.

 

Ditambahkan istrinya, korban sempat diberi obat penurun panas disertai minum air putih 1 botol isian 1.500 ml. Namun, kondisinya tidak juga membaik. Sedangkan di UGD RS Premagana Batubulan, pasien Wayan Tirta Bawa sempat diobservasi selama 2 jam. “Panasnya sampai 40 derajat celcius, tensinya naik turun, tapi trombosit normal,” jelasnya. Seingatnya sang suami sempat dicek sebanyak 4 kali. “Kata dokter jika kondisinya kritis akan dirawat di ICCU, tapi karena kondisinya stabil akhirnya dirawat di ruang biasa,” jelasnya. Namun belum sampai setengah jam dalam kamar rawat, trombositnya langsung drop. Trombosit katanya sampai 14. Sempat pecah pembuluh darah, kedua tangannya membiru. Hanya saja, Wayan Bawa keburu menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 14.00 Wita. “Karena hari itu Minggu, rencana cek darahnya hari Senin. Tapi dia akhirnya meninggal,” jelasnya.

 

Semasa hidup, sang suami dikenal sebagai orang yang jarang sakit. Bahkan tidak memiliki riwayat sakit berat. Bahkan sang suami semasa muda termasuk aktif mengikuti olahraga bola voli. “Sehari-hari, suami saya membuat tapel barong untuk dijual,” terangnya. Yang membuat dirinya tambah was-was, saat ini sang mertua I Nyoman Lopyo, juga ikutan sakit diduga DB. “Bapak mertua saya sakit DB juga, sekarang dirawat di RS Sanjiwani. Masuk RS Rabu (11/3/2020) malam,” ungkapnya.

 

Sebagai antisipasi meluasnya virus DB, Banjar Dinas Puaya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. Kelian Dinas Banjar Puaya, I Nyoman Darma Kawit mengatakan Dinkes telah membantu melakukan foging pasca kejadian. “Dari Puskesmas Sukawati sudah melakukan foging minggu lalu dan hari ini,” jelasnya. Di lingkungan Banjar Puaya, diakui sudah ada 3 warganya yang terjangkit DB. Maka itu, pihaknya mewanti-wanti kepala rumah tangga dan 5 kader jumantik di banjar setempat agar mulai waspada. Caranya dengan memastikan tidak ada jentik nyamuk pada genangan air. “PKK sudah membentuk tim jumantik yang bergerak ke rumah-rumah warga membantu mengecek sumber air. Memastikan tidak ada jentik nyamuk,” jelasnya. Sedangkan Kasus pertama sekitar Februari lalu, kena anak usia 14 tahun sudah sembuh. Sekarang masih satu dirawat di rumah sakit Sanjiwani.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dr Ida Ayu Cahyani belum memberikan jawaban. Melalui pesan singkat, Kadiskes Gianyar mengaku masih ada kegiatan. “Mohon kontak kabid tyang nggih, ampura kari ada peresmian,” tulisnya sembari mengirimkan nomor kontak Kabid P2P. Namun ketika dikonfirmasi, Kabid P2P, AA Sukamawa belum merespon.(gds).

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Angkut Ratusan Batang Kayu Ilegal Ditangkap

Jum Mar 13 , 2020
Dibaca: 14 (Last Updated On: )NEGARA – fajarbali.com | Kasus ilegal loging kembali berhasil diungkap jajaran Reskrim Polres Jembrana. Pelaku, ZA (33) asal Wongsorejo Banyuwangi, ditangkap karena terbukti telah mengangkut 265 kayu ilegal atau tanpa dokumen, yang diangkut dengan truk Mitsubishi type colt  diesel No pol P 9120 QB, di […]

Berita Lainnya