BANGLI-fajarbali.com | Kondisi ruas jalan yang dikerjakan dengan pavingnisasi di depan Pura Ulun Danu Batur, Desa Batur dan di kawasan obyek wisata Penelokan, Kecamatan Kintamani benar-benar telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Kondisi ini tentunya sangat membahayakan bagi para pemakai jalan. Karena itu, Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles pun angkat bicara dan mendesak Pemprop Bali untuk segera melakukan pemeliharaan terhadap akses jalan provinsi tersebut.
Kata dia, jalan paving di depan Pura Ulun Danu Batur, telah mengalami kerusakan yang cukup parah sejak lama. Kondisi paving sudah banyak yang pecah dan terlepas. Kondisi tersebut, kini meninggalkan lubang besar yang tentu sangat membahayakan para pemakai jalan. “Kondisi paving jalan yang berada di depan Pura Ulun Danu Batur kerusakan sudah cukup parah.Kondisi tersebut terjadi karena hampir puluhan tahun tidak pernah dilakukan perbaikan,” kata dia.
Lanjut Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bangli ini, kerusakan paving ini memang sangat wajar terjadi. Pasalnya, seingat dia paving ini telah dibuat sejak kepemimpinan mantan Bupati Bangli I Nengah Arnawa. “Sejak itu, pavingnisasi ini belum pernah dilakukan perbaikan. Sehingga setiap ada pertemuan di Desa Adat, kerusakan paving ini selalu mencuat jadi pembahasan. DAlam hal ini, masyarakat mengharapkan Pemrov Bali segera melakukan perbaikan, minimal melakukan pemeliharaan berkala,”pintanya.
Baca Juga :
Vaksinasi Tahap II Di Mulai, Warga Diminta Yang vaksinasi Sesuai Jadwal
Operasi Prokes Jaring Lima Pelanggar Di Tembuku, Patroli Malam Juga Digencarkan, Sasar Warung dan Pertokoan di Kota Bangli
Carles juga menyebutkan, kerusakan jalan berpaving ini tidak hanya terjadi di depan pura Ulun Danu Batur. Namun juga terjadi di Kawasan Obyek Wisata Penelokan, Kintamani. Bahkan kerusakan jalan ditempat ini, telah menjadi keluhan klasik bagi para pengunjung karena cukup membahayakan bagi pengendara bermotor. “Akses jalan di Penelokan, kerusakannya juga sangat parah. Banyak pavingnya telah lepas dan pecah,” sebutnya.
Atas kondisi tersebut, pihaknya kembali mendorong Pemprop Bali untuk mempercepat melakukan upaya perbaikan. Sebab, pihaknya juga khawatir saat pariwisata dibuka nanti akan menjadi preseden buruk bagi citra di kawasan wisata Penelokan. “Saya memaklumi saat pandemi seperti ini, pemerintah tentunya kesulitan akan anggaran.
Untuk itu, upaya perbaikan bisa difokuskan untuk kondisi yang parah-parah saja. Terlebih, saat pariwisata ditutup seperti sekarang ini, bagi saya itu justru merupakan saat yang tepat untuk melakukan perbaikan,” pungkasnya. (ard)