https://www.traditionrolex.com/27 Desa Panji Nihil Stunting Berkat Program dan Keharmonisan Keluarga - FAJAR BALI
 

Desa Panji Nihil Stunting Berkat Program dan Keharmonisan Keluarga

Selain dukungan program pemerintah desa, keharmonisan masing-masing rumah tangga menjadi kuncinya, karena berhubungan dengan kesehatan ibu hamil.

 Save as PDF
(Last Updated On: 21/08/2023)

FOTO: STUNTING-“Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus” di Desa Panji, Minggu (20/8).

 

SINGARAJA – fajarbali.com | Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, menjadi salah satu desa di Bali utara yang nihil kasus stunting pada bayi. Selain dukungan program pemerintah desa, keharmonisan masing-masing rumah tangga menjadi kuncinya, karena berhubungan dengan kesehatan ibu hamil.

Demikian dikatakan Perbekel Desa Panji, Jero Mangku Made Aryawan, saat memberikan sambutan kegiatan “Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus” di Desa Panji, Minggu (20/8).

Saat ini, kata perbekel, terdapat lima orang ibu hamil dan 46 balita di wilayahnya. “Kami di pemerintah desa memastikan masyarakat untuk mendapatkan pendampingan pencegahan stunting seperti senam bagi ibu hamil, menyediakan telur untuk dokonsumsi oleh masyarakat,” jelas Jero Aryawan.

Pihaknya memiliki program khusus gerakan membuat bubur bayi kemudian dibagikan kepada bayi pada saat posyandu. Meski nihil stunting, ia menyebut ada lima bayi yang menderita gizi buruk (berisiko stunting), tetapi sudah diatensi oleh petugas terkait sehingga terhindar dari stunting.

Foto: Peserta melakukan diskusi.

Pj. Bupati Buleleng diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Sucipto, menerangkan, percepatan penurunan stunting menjadi program prioritas nasional dengan terbitnya Peraturan Presiden No 72/2021.

Merujuk Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, kata dia, stunting masih  bercokol di angka 11 persen. Meski di Desa Panji tidak ada stunting, ia meminta tidak berbangga diri karena stunting ini penyebabnya sangat kompleks sehingga masih perlu diperhatikan oleh masyarakat.

“Pencegahan stunting ditandai dengan lima pilar. Dan, diperlukan konvergensi untuk menjalankan percepatan penurunan stunting,” kata Sucipto.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali Sarles Brabar, mengaku bangga karena pemerintah desa (Panji) sudah membantu mempercepat penurunan stunting sehingga tidak ada kasus stunting.

“Jargon BKKBN saat ini bukan lagi dua anak cukup. Tetapi mementingkan kualitas anak dengan menghindari 4 T; terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, dan terlalu dekat jarak melahirkan,” ungkap Sarles.

Stunting, lanjut Sarles, pengaruhnya sangat besar di kemudian hari utamanya kepada kualitas pengembangan anak. Hal ini dapat dihindari dengan pemenuhan gizi dengan menggunakan bahan makanan lokal.

Anggota DPRD Buleleng dari Fraksi PDI Perjuangan Putu Mangku Budiasa menambahkan, program ini merupakan program yang sangat bermanfaat khususnya bagi masyarakat Desa Panji. Tokoh masyarakat ini, meminta masyarakat menyimak dan melaksanakan papara narasumber untuk hidup yang lebih baik.

Narasumber terakhir, Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, menambahkan, kegiatan ini merupakan kemitraan dengan BKKBN. Komisi IX, kata dia bermitra dengan Kementerian Kesehatan, BP POM, Kementerian Ketenagakerjaan dan kementerian/badan lain yang berurusan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat.

Kariyasa kembali berpesan agar calon pengantin menghindari perkawinan usia dini. Idealnya 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk pria.

“Karena berdasarkan penelitian, stunting didominasi dari orangtua yang kawin di bawah umur,” pungkasnya sembari memberikan door prize menarik bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan. Total kegiatan ini melibatkan lebih dari 400 warga setempat. rl

 Save as PDF

Next Post

Satuan Polairud Patroli Pantai Kedonganan, Sambangi Kelompok Nelayan

Sen Agu 21 , 2023
Wujud Perhatian Polisi Kepada Para Nelayan
IMG_20230821_183708

Berita Lainnya