PVMBG kembali menetapkan status Gunung Agung ke level IV (Awas) mulai pukul 06.00 wita, Senin (27/11). Penetapan level awas tersebut di sikapi bupati Karangasem , IGA Mas Sumatri yang meminta masyarakat Karangasem agar tidak panik. Selain itu, bupati juga meminta masyarakat memberikan informasi yang benar terkait kondisi Gunung Agung.
AMLAPURA-fajarbali.com | Bupati IGA Mas Sumatri mengatakan, masyarakat harus paham jika penetapan status gunung agung bukanlah kewenangan dari bupati. Namun hal itu merupakan kewenangan dari pihak PVMBG yang lebih mengetahui dan paham terkait kondisi Gunung. “Sekali lagi, penepatan status bukan kewenangan bupati, itu sudah menjadi ranah PVMBG,” ujar bupati.
Bupati juga mengatakan, mengutif penjelasan dari kabid mitigasi bahwa meletus itu statusnya tidak meski berstatus awas. Karena sebut bupati,siapapun tidak tahu kondisi kapan gunung agung akan meletus. Untuk letusan kali ini menurut bupati Gunung Agung telah mengalami letusan magmatik. “Saya harap masyarakat jangan panik, namun tetap waspada,” ujarnya.
Pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti saran dari PVMBG dimana masyarakat yang berada diradius 6-7,5 kilometer dari kawah gunung agung untuk mengosongkan wilayahnya. Selain itu, jika pun nanti ada himbauan perluasan zona bahaya masyarakat juga harus mengikuti saran pemerintah. “Tetap waspada tetapi jangan panik, tetap ikuti arahan pemerintah,” ujarnya seraya berharap kepada pemerintah kabupaten/kota se-Bali untuk menerima dengan baik warga Karangasem yang mengungsi.
Hal serupa juga dikatakan wakil bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa. Naiknya status kelevel awas saat ini berbeda saat 22 September lalu. Saat ini, masyarakat sudah teredukasi dengan baik terbukti tidak ada kepanikan di masyarakat. Selain itu, masyarakat di KRB 3 dan 2 juga sudah menentukan sendiri kemana tujuan mereka mengungsi. Hal itu tidak lepas dari terbentuknya pasayuban kepala desa. “Sekarang dimana tempat aman mereka kesana mengungsi, itu tidak lepas dari penjajakn kepala desa dan kadus maupun camat,” ujar Artha Dipa.
Tanggungjawab pemerintah saat ini memfasilitasi ketersedian logistic, yang paling penting saat ini bagaimana menyelematkan nyawa barulah kemudian harta benda. Pihaknya pun mengucapkan terimakasih kepada para tokoh, perbekel dan camat yang telah melakukan langkah positif. “Fokus pemerintah sekarang menyiapkan ketersedian logistic, untuk harta benda terutama ternak itu tentu masing-masing unit juga telah memikirnya,” ujarnya lagi.
Artha Dipa juga mengharapkan, agar para pengungsi tidak tinggal di secara berpencar namun akan lebih baik berkelompok untuk memudahkan pendataan. Pihaknya juga sudah menghimbau kepada para peberkel agar sebisanya warga yang mengungsi untuk berkelompok. “Kalau satu banjar satu kelompok tentu itu akan memudahkan pemerintah, disamping nanti memudahkan dalam Pilgub,” ujarnya. (bud)