GIANYAR-fajarbali.com | Perusahaan air kemasan milik Pemkab Gianyar yang dikelola PDAM Gianyar, beberapa produksi air kemansannya mengalami hambatan. Hal ini karena bahan kemasan untuk botol plastik yang biasanya dating dari Jawa, belum masuk ke unit produksi.
Hal ini menyebabkan air kemasan ‘Be Gianyar Mineral Water’ masih susah ditemukan di warung atau toko. Dari data Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Sanjiwani selaku induk AMDK, telah menetapkan nilai jual air minum yang pabriknya di Kecamatan Payangan itu.
Namun dalam hal ini, Perumda Tirta Sanjiwani hanya menentukan harga eceran tertinggi. Di antaranya, cup 240 mililiter (ml) dijual seharga Rp 24.500 per dus. Cup 330 ml senilai Rp 33.500 per dus. Cup 600 ml, Rp 37.000 per dus. Cup 1500 ml, Rp 40.500 per dus. Cup 500ml menggunakan botol kaca, Rp 212.500 per dus. Cup 19 liter, Rp 17 ribu per galon.
Baca Juga :
Sekda Gianyar, THR ASN Diusahakan Cair Hari Ini, Masih Proses Administrasi dan Pendataan
Sebagian Besar Hotel dan Restoran di Gianyar Sudah Kantongi CHSE, Beri Jaminan Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan bagi Wisatawan
Dikonfirmasi Dirut Perumda Tirta Sanjiwani, Made Sastra Kencana, Selasa (18/5/2021) kemarin membenarkan hal tersebut. Terkait produksi, saat ini pihaknya belum bisa memproduksi secara maksimal, dikarenakan bahan baku pembuatan kemasan didatangkan dari Jawa.
“Masuknya logistik ke Bali tidak ada kendala, hanya dikarenakan masih suasana hari raya Idul Fitri, sehingga masih banyak pekerja pengiriman yang libur,” jelas Sastra Kencana.
Disamping itu, air kemasan tersebut mesti berisi label di BPOM. Sedangkan untuk pembuatan label itu memakan waktu hamper sebulan. “Kita berusaha menggenjort produksi. Hambatan-hambtan yang terjadi sudah kita atasni dan kita terus bergerak cepat,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Umum Perumda Gianyar, Ni Ketut Dewi Mahitri mengatakan, pihaknya selaku perusahaan milik Pemkab Gianyar yang bertugas memasarkan ‘Be Gianyar Water’ tidak ada persoalan.
“Sudah banyak yang ingin menjadi distributor, proposal sudah masuk,” jelas Dewi mahetri.
Sedangkan untuk pemesanan di warung-warung, akan didistribusikan oleh BUMDes di tiap desa. Diakui penjualan memenui hambatan, karena jenis produk 330 ml dan 600 ml ada hambatan.
“Produksi mengalami hambatan. Kita maklum, karena suasana hari raya dan perusahaan baru mulai berkembang,” tandasnya. (sar)