Tekan Stunting di Bumi Lumbung Beras Bali, Sarles Brabar: Tabanan Catin Tertinggi!

Sarles Tabanan

 

TABANAN – sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Bali melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan juga sosialisasi kesehatan reproduksi bagi tim ini, Tabanan, Selasa (3/10).

Monev dan sosialisasi bagi Tim Pendamping Keluarga di Bumi Lumbung Beras Bali ini, diikuti 20 peserta dan menghadirkan Kepala Dinas P2KB Kabupaten Tabanan, Ni Wayan Mariati.

Kepala OPD KB melaporkan terkait program Semara Ratih yang dikembangkan oleh Pemda Tabanan dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Ini merupakan upaya nyata Pemda tabanan, sebagai bentuk kepedulian dan komitmen dalam penurunan stunting di Tabanan.

Dia berharap program ini bisa menyeluruh di provinsi bali, krn hal ini sangat membantu dalam pencegahan stunting dr hulu. Karena sangat efektif dalam upaya pencegahan stunting, dimulai dari calon pengantin (catin).

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Sarles Brabar mengapresiasi TPK Tabanan dalam melakukan pendampingan.

“Tabanan sebagai salah satu kabupaten dengan stunting cukup rendah. SSGI turun dari tahun 2021 sebesar 9, 2 persen, menjadi 8,2 persen pada tahun 2022,” ungkapnya.

Kendati demikian, Sarles Brabar juga menyampaikan kendala yang dihadapi. Yakni rendahnya cakupan sasaran yang diinput ke elsimil terutama catin.

Berdasarkan data elsimil, tercatat 1.037 catin di Bali yang terdata di elsimil, sedangkan di Tabanan menjadi kabupaten tertinggi yang tercatat catinnya. “Yaitu sebanyak 259 catin,” sebutnya.

Dia berharap dengan inovasi yang dibuat oleh Pemda Tabanan, dapat mendongkrak pendampingan catin, sehingga upaya pemerintah dalam penurunan stunting dapat optimal.

“Kendati memiliki data catin tertinggi yang sudah terlaporkan di elsimil namun masih terdapat masalah, yaitu masih sulit mendapatkan catin,” ujarnya.

Dia menambahkan, jarang yang melaporkan tiga bulan sebelum menikah. Syukurnya, hal itu dapat disiasati dengan program Semara Ratih.

BACA JUGA:  Target Prevalensi Stunting Dua Persen Tahun 2024, Bali Disebut Layak Jadi Contoh

“Ada beberapa kader masih bingung dengan alur pelaporan elsimil, sehingga mengakibatkan kesalahan dalam input data dan mengakibatkan beberapa data sasaran tidak bisa tersimpan,” pungkasnya. (rl)

Scroll to Top