Status Gunung Agung Resmi Diturunkan ke Level I

(Last Updated On: )

Amlapura-fajarbali.com|
Sejak tahun 2017 lalu, status gunung agung berada di level waspada hingga sempat naik ke level awas. Hingga (13/9/2021), Pusat Vulknologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) akhirnya menurunkan status Gunung agung dari berstatus waspada (level II) menjadi berstatus normal atau level I. Penurunan status Gunung Agung ini dibenarkan Kepala Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Pusat Vulknologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Dewa Made Mertayasa.


Penurunan status Gunung Agung dari level II ke level I ini, kata Dewa Made Mertayasa disebabkan sejumlah factor. Salah satunya, aktivitas Gunung Agung sudah mengalami penurunan dalam satu tahun ini. Seperti kegempaan, tektonik,  magma, serta lainnya. Sehingga Status Gunung Agung mulai dinyatakan turun sejak pukul 13.00 wita. “Terhitung mulai pukul 13.00 wita status Gunung Agung dinyatakan normal,” ujar Dewa Made Mertayasa.

Selain itu,sebut Dewa Made Mertayasa, pengamatan aktivitas secara visual pun telah mengalami penurunan signifikan terutama, secara visual dominasi oleh asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sangat tipis hingga sedang, tinggi sekitar 20 sampai 50 meter dri puncak. Bahkan, tercatat Gunung Agung ini terakhir kali erupsi terjadi pada 13 Juli 2019 lalu. “Pengamatan secara visual dari 1 Januari – 13 September 2021 penurunanya aktivitasnya terlihat sangat signifikan,” ujarnya lagi.

Selain berdasarkan pengamatan visual, pengamatan secara instrumental pun katanya,menunjukan penurunan. Dikatakan,  kegempaan vulkanik dalam maupun dangkal dalam setahun terakhir secara umum terekam saat ini jumlahnya tak signifikan. Hal ini, juga menandakan pergerakan magma ke permukaan intensitasnya cukup rendah. “Kalau kegempaan dari 1 Januari – 13 September didominasi gempa tektonik lokal, tektonik jauh, vulkanik dalam, serta hembusan. Rincianya 7 kali  hembusan, 1 vulkanik dangkal, 12 gempa vulkanik dalam, 72 tektonik lokal, serta  404 gempa tektonik,” ujarnya.

Dari data deformasi dalam kurun satu tahun terakhir ini menunjukan,  bahwa ada perubahan tekanan dalam sistem vulkanik Gunung Agung cendrung stabil dan belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan magma baru. Namun,ada beberapa evaluasi dan rekomendasi terkait penurunan status yakni, terkait aktivitas Gunung Agung alami penurunan yang signifikan dan tunjukan indikasi keseimbangan dan potensi akan bahaya primer untik saat ini dapat berupa gas beracun hanya disekitar areal kawah Guunung Api Agung. “Untuk gempa tektonik yang terekam tak berkaitan secara langsung dengan aktivitas gunung,lebih disebabkan terjadinya anomali panas dipermukaan kawah terakhir terdeteksi satelit Oktober 2019, Potensi akan bahaya primer untuk saat ini dapat berupa gas beracun hanya disekitar areal kawah Guunung Api Agung,” ujarnya lagi.

Meski status Gunung Agung sudah mengalami penurunan, Dewa Made Mertayasa tetap menghimbau agar masyarakat mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder dapat berupa aliran lahar hujan yang terjadi terutama pada musim hujan, selama material erupsi sebelumnya masih terpapar diarea puncak. “Bagi masyarakat yang beraktivitas di Gunung agung agar tetap mewaspadai hujan, jangan berlama-lama berada di area gunung agung, karena material erupsi sebelumya masih berada di area puncak,” ujarnya. (bud).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

21 Pejabat Ikut Uji Kompetensi,Rotasi Tinggal Tunggu Ijin KASN

Sen Sep 13 , 2021
Dibaca: 13 (Last Updated On: )Amlapura-fajarbali.com|Sebanyak 21 orang pejabat tinggi dilingkungan Pemkab Karangasem belum lama ini mengikuti uji kompetensi. Hasilnya pun, sudah berada di tangan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Karangasem. Artinya, dalam waktu dekat ini bupati Karangasem bakal melakukan rotasi pejabat di lingkungan Pemkab Karangasem.   Save […]

Berita Lainnya