Dampak erupsi Gunung Agung tidak saja membuat puluhan ribu warganya harus berada di pengungsian. Namun, erupsi juga mengakibatkan 302 hektar lahan milik petani juga harus merasakan dampak erupsi, baik karena sebaran abu vulkanik maupun terjangan banjir lahar hujan.
AMLAPURA-fajarbali.com | Bahkan, 7 hektar padi milik petani di bantaran Sungai Yeh Sah dipastikan gagal panen diterjang lahar hujan. I Gusti Ngurah Rai, Kabid Tanaman Pangan, dan Kabid Holtikultura,Dinas Pertanian, Gusti Putu Sukasta, Rabu (13/12/2017) mengatakan, tujuh hektar padi yang gagal panen tersebut berada di bantaran sungai Yeh Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat.
Padi yang sudah siap panen itu dihanyutkan oleh lahar hujan saat erupsi pada 26 Nopember lalu. “Gagalnya karena diterjang lahar hujan, lahan pertanian tersebut berada di bantaran sungai Yeh Sah,” ujar Gusti Ngurah Rai.
Selain itu, tanaman kacang tanah seluas 12 hektar juga mengalami kerusakan sedang, sementara tanaman ubi jalar seluas 1 hektar. Kacang tanah umumnya mengalami kerusakan di wilayah desa Muncan dan desa Peringsari. Sedangkan, dinas Pertanian juga mendapat laporan adany tanaman ubi jalar di Desa Peringsari. “Umumnya karena terkena abu vulkanik,jumlah tersebut bisa saja bertambah karena PPL dan Kepala UPTD masih melakukan pendataan,” ujarnya.
Total lahan yang terdampak erupsi Gunung Agung kata Ngurah Rai, berjumlah 302 hektar di tiga kecamata, yakni kecamatan Rendang, Selat dan Bebandem. Selain tanaman padi, sebaran abu vulkanik juga membuat tanaman holtikultura seperti cabai, sayuran maupun lainya juga harus gagal panen. Total cabai yang gagal panen berjumlah 8,2 hektar dari 31 hektar tanaman cabai milik petani. “Ada yang sampai gagal panen, ada juga kerusakanya ringan dan sedang, sayuran yang gagal panen terdapat di wilayah KRB 3,” ujarnya.
Tidak itu saja, abu vulkanik juga mengakibatkan 2.732 pohon jeruk keprok mengalami kerusakan. Tanaman jeruk millik warga berada di desa Sebudi, kecamatan Selat. Pihaknya mengatakan, tingkat kerusakan yang diakibatkan terkena abu vulkanik cukup beragam. “Kalah sedang kemungkinan petani masih bisa memanen hasilnya, kalau berat sudah pasti tidak bisa alias gagal panen,” ujarnya. (bud)