https://www.traditionrolex.com/27 Peran Mediasi Emosi Positif dalam Hubungan Strategi Pemasaran dan Pariwisata Bahari Berkelanjutan - FAJAR BALI
 

Peran Mediasi Emosi Positif dalam Hubungan Strategi Pemasaran dan Pariwisata Bahari Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan diterapkan dalam pariwisata bahari, dan kerangka ekonomi biru digunakan untuk mendorong praktik yang bertanggung jawab dan melestarikan ekosistem laut.

 Save as PDF
(Last Updated On: 07/02/2024)

Tim peneliti turun langsung ke lokasi Konservasi Terumbu Karang, Pantai Mengiat, Nusa Dua, Badung.

DENPASAR-fajarbali.com | Tim Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Ngurah Rai, yang diketuai Tjokorda Gde Agung Wijaya Kesuma Suryawan, beranggotakan; I Wayan Meryawan, I Komang Sumerta dan I Dewa Agung Ayu Eka Idayanti, melakukan penelitian berjudul “Peran Mediasi Emosi Positif dalam Hubungan Strategi Pemasaran dan Pariwisata Bahari Berkelanjutan: Studi Kawasan Konservasi Terumbu Karang di Pantai Mengiat Bali”.

 

Tjokorda Gde Agung Wijaya Kesuma Suryawan, alias Tjok Gung, mengungkapkan, studi yang dilakukan timnya untuk menyelidiki dampak pemasaran relasional dan pemasaran berbasis pendidikan terhadap pariwisata bahari berkelanjutan, dengan memanfaatkan emosi positif sebagai faktor mediasi.

Melalui pendekatan kuantitatif dan purposive random sampling dengan 100 responden, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pemasaran relasional dan pemasaran berbasis pendidikan dalam membentuk emosi positif dan korelasinya dengan wisata bahari berkelanjutan.

“Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan metode Partial Least Square (PLS) pada Smart PLS Versi 3.0. Baik pemasaran relasional maupun pemasaran berbasis pendidikan muncul sebagai pemberi pengaruh utama terhadap emosi positif dan berkontribusi positif terhadap pariwisata bahari berkelanjutan,” jelas Tjok Gung, di Denpasar, Selasa (6/2/2024).

Emosi positif, menurutnya,  berperan sebagai mediator penting, menghubungkan pengalaman emosional dengan kemajuan wisata bahari berkelanjutan. Implikasi studi ini terhadap manajemen pemasaran menekankan peran penting pemasaran relasional dalam menumbuhkan emosi positif pelanggan dan pengaruhnya terhadap pariwisata bahari berkelanjutan.

Praktisi pemasaran dapat memanfaatkan wawasan ini dengan memprioritaskan strategi keterlibatan dan program loyalitas yang dipersonalisasi, memperkuat hubungan emosional antara wisatawan dan destinasi.

Ia berpendapat, integrasi inisiatif pendidikan, seperti kemitraan dengan organisasi lingkungan hidup dan kampanye kesadaran, sangat penting untuk mempromosikan konservasi laut dan praktik berkelanjutan.

“Studi ini menekankan perlunya pendekatan pemasaran yang beragam untuk membangkitkan respons emosional yang positif, menawarkan panduan praktis bagi pemasar untuk mendapatkan manfaat dari upaya konservasi laut dan meningkatkan pengalaman wisata secara keseluruhan,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, pariwisata di wilayah pesisir memainkan peran penting dalam kesejahteraan masyarakat lokal, namun juga dapat berkontribusi terhadap degradasi lingkungan di tempat-tempat wisata populer. Memastikan perlindungan lingkungan sangat penting untuk keberhasilan praktik pariwisata berkelanjutan.

Konsep pembangunan berkelanjutan diterapkan dalam pariwisata bahari, dan kerangka ekonomi biru digunakan untuk mendorong praktik yang bertanggung jawab dan melestarikan ekosistem laut.

Dalam lanskap yang cukup rumit ini, lanjut dia, keterkaitan antara strategi pemasaran dan konsep yang lebih luas mengenai pertumbuhan berkelanjutan dalam pariwisata bahari merupakan titik fokus yang menarik.

Sama seperti Ekonomi Biru yang bertujuan untuk memperluas industri berbasis kelautan secara berkelanjutan, pertumbuhan berkelanjutan dalam pariwisata bahari juga bertujuan untuk mengembangkan aktivitas pariwisata di lingkungan laut secara bertanggung jawab.

Kedua konsep ini memiliki komitmen mendasar terhadap konservasi ekosistem laut sebagai landasan penting keberhasilannya. Seiring berkembangnya pariwisata bahari sesuai dengan prinsip-prinsip Ekonomi Biru, hal ini memberikan contoh nyata bagaimana kemajuan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pengelolaan lingkungan.

Ketika negara-negara dan masyarakat merangkul potensi wisata bahari, mereka menavigasi keseimbangan antara kemakmuran ekonomi dan pelestarian keanekaragaman hayati laut.

Keberlanjutan pariwisata bahari sejalan dengan nilai-nilai inti Ekonomi Biru, yang menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya kelautan secara bertanggung jawab tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjaga kesehatan lautan kita dalam jangka panjang. (gde)

 

 

 Save as PDF

Next Post

TNI AD Hadir Atasi Kesulitan Air

Rab Feb 7 , 2024
Air bersih merupakan kebutuhan yang vital bagi masyarakat di berbagai lapisan akan tetapi masih banyak masyarakat yang krisis terhadap air sehingga di sinilah TNI AD hadir untuk membantu kesulitan rakyat berupa penyediaan air bersih.

Berita Lainnya