Jangan Panik Hadapi Mimisan

Epistaksis atau yang lebih dikenal dengan mimisan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.



Mimisan dapat berupa gejala atau manifestasi dari penyakit tertentu. Pada kebanyakan kasus bersifat ringan, namun terkadang dapat bersifat berat yang merupakan masalah kedaruratan dan dapat berakibat fatal bila tidak ditangani.

Kondisi ini tentu saja dapat menimbulkan kepanikan bagi penderita maupun  orang disekitar. Mimisan adalah suatu kondisi terjadinya perdarahan dari rongga hidung akibat pecahnya pembuluh darah vena atau pembuluh darah arteri di sekitar jaringan sisi dalam organ hidung.

Terdapat dua jenis mimisan yaitu tipe anterior (pecahnya pembuluh darah di hidung bagian depan), dan posterior (pembuluh darah hidung bagian belakang). Mimisan tipe anterior bersifat ringan dapat berhenti dengan sendirinya, sedangkan mimisan tipe posterior cenderung lebih berat dan jarang dapat berhenti sendiri.  



Banyak hal yang dapat menyebabkan timbulnya mimisan, antara lain kelainan lokal pada hidung seperti trauma (sering mengorek hidung), kelainan anatomi pada hidung, perubahan udara lingkungan, perubahan tekanan atmosfir yang mendadak. Selain itu bisa juga karena adanya benda asing,  peradangan pada sinus atau suatu keganasan.

Apabila seseorang sering mengalami mimisan disertai dengan gejala gangguan pada telinga dan mata serta terdapat pembesaran kelenjar di sekitar leher, segeralah periksakan karena dapat mengarah ke keganasan. Penyebab sistemik (berasal dari dalam tubuh penderita) seperti tekanan darah tinggi, gangguan hormon, kelainan darah serta penyakit kardiovaskuler.

Sebagai penanganan awal untuk menghentikan perdarahan dapat dilakukan dengan memencet hidung selama 10-15 menit, dengan kepala sedikit menengadah ke atas dan mendongak ke depan. Tindakan sederhana ini sering kali berhasil, perdarahan akan segera berhenti apabila mimisan berasal dari hidung di bagian depan.




Namun jika tidak, maka penderita sebaiknya dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan medis lanjutan. Pada mimisan yang bersifat sederhana dapat dilakukan pemasangan tampon pada rongga hidung selama 2 sampai 3 hari. Apabila penanganan ini tidak berhasil maka dapat dilakukan metode bedah dengan teknik ligasi (pengikatan pembuluh darah), atau teknik kauterisasi.




Disamping itu perlu dicari juga jika terdapat penyakit lain yang mendasari munculnya mimisan. Konsultasi dengan baik mengenai kondisi kesehatan anda dengan tenaga kesehatan sehingga mencegah mimisan terulang kembali.

Jadi jika anda menemukan kolega atau saudara anda yang mengalami mimisan, atau anda mengalaminya sendiri, tidak perlu panik karena tindakan sederhana tadi sangat efektif untuk menghentikan perdarahan jika dilakukan dengan segera. Apabila perdarahan tidak berhenti atau terjadi berulang kali segeralah berkonsultasi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

 

Penulis : dr. Putu Ayu Ines Lassiyani Surya, S.Ked