SEMARAPURA-fajarbali.com | Sejak beberapa hari terakhir, wilayah Kabupaten Klungkung terus dilanda hujan deras disertai angin kecang. Bencana pohon tumbang silih berganti terjadi. Tak hanya itu, Senin (15/1/2018) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung juga telah memetakan 23 desa/kelurahan di Klungkung rawan dilanda tanah longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada mengatakan, 23 desa/kelurahan yang masuk zona merah rawan longsor tersebar di seluruh Kabupaten Klungkung.
Untuk di Kecamatan Klungkung, desa/kelurahan yang masuk zona tersebut meliputi Desa Selisihan, Manduang, Selat, Akah, Tangkas, Kelurahan Semarapura Kangin, dan Kelurahan Semarapura Kelod Kangin.
Selanjutnya di Kecamatan Banjarangkan, meliputi Desa Tohpati, Bungbungan, Nyalian, Tusan, Getakan, Aan, dan Nyanglan. Sedangkan di Kecamatan Dawan, Desa Paksebali, Gunaksa, Besan, dan Pikat. Terakhir di Kecamatan Nusa Penida, terdeteksi Desa Kutampi, Batu Kandik, Bungamekar, Suana dan Pejukutan yang rawan terjadi tanah longsor.
“Sejumlah desa di Kecamatan Nusa Penida juga berpotensi terjadinya longsor karena kondisi geografisnya berbukit,” ujar Widiada.
Sebagai antisipasi terjadinya korban jiwa ataupun materiil, BPBD sudah melakukan berbagai upaya. Diantaranya, dengan memasang papan peringatan longsor di sejumlah titik rawan. Menurut Widiada, potensi tanah longsor makin mengancam, lantaran cuaca ekstrim yang belum berakhir. Oleh karena itu, seluruh warga diharapkan untuk tetap waspada.
“Kami sudah pasang beberapa papan pengumuman peringatan longsor di sejumlah lokasi, sehingga masyarakat bisa lebih waspada,” imbuhnya.
Selain memetakan wilayah rawan longsor, personil BPBD Klungkung juga terus mengerahkan personilnya untuk mengevakuasi pohon tumbang. Seperti yang terjadi di di Banjar Cempaka, Desa Pikat, Dawan, Klungkung. Sebuah pohon kelapa setinggi 20 meter tumbang dan menimpa atap rumah milik Wayan Sunendra (56).
Enam orang personil BPBD dikerahkan untuk melakukan evakuasi. Tak ada korban jiwa, namun peristiwa yang terjadi pukul 06.00 wita tersebut menyebabkan atap rumah milik Sunendra rusak. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan mesin senso. Sehingga bisa lebih cepat tuntas, dan pemilik rumahpun dapat segera melakukan pembersihan sekaligus menyelamatkan benda-benda berharganya.
“Untuk kerugian kita belum hitung. Kejadiannya diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.00 wita. Penyebabnya angin kencang," jelas Widiada. (dia)