SEMARAPURA-fajarbali.com | Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tak menghalangi lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Klungkung. Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga tetap memfasilitasi kreativitas para pemuda. Bahkan uang pembinaan pun ditingkatkan. Hanya saja, untuk peserta lomba tahun ini mengalami penurunan.
Senin (19/2/2018) Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klungkung, Wayan Sukaria menyampaikan, lomba ogoh-ogoh akan dilaksanakan pada tanggal 11 Maret mendatang. Dengan jumlah peserta sebanyak 8 sekaa.
Jika dibandingkan dengan jumlah peserta tahun lalu, Sukaria mengatakan peserta kali ini mengalami penurunan. Penyebabnya, diantaranya karena keterbatasan anggaran dan juga banyak hari raya.
Kemungkinan penurunan jumlah peserta sebelumnya memang sudah diantisipasi. Yakni dengan meningkatkan dana pembinaan. Yang mana sebelumnya berkisar Rp 8 juta, kini dinaikkan menjadi Rp 9 juta untuk peserta dari Klungkung daratan, dan Rp 12 juta untuk peserta dari Kecamatan Nusa Penida.
“Tapi untuk anggaran di kabupaten sudah kita tingkatkan. Uang pembinaan dulu Rp 8 jutaan sekarang jadi Rp 9 juta di Klungkung daratan dan Nusa Penida Rp 12 juta per peserta,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, lantaran lomba dilaksanakan di tengah-tengah hajatan politik, maka ada sejumlah syarat khusus yang harus dipenuhi oleh peserta. Utamanya, para peserta dilarang membuat ogoh-ogoh yang berbau politik. Apalagi sampai menampilkan fragmen tari atau cerita dengan muatan politik.
“Sudah kita arahkan, sekarang hajatan politik sudah di depan pintu, sudah panitia arahkan agar peserta menghindari hal-hal itu. Tetap ada kriteria yang harus diikuti. Diantaranya, biasanya dari bentuk atau cerita ogoh-ogoh. Sekarang sumber cerita patokannya dari Mahabrata atau Ramayana dan tidak berbau politik. Kalau ada yang begitu kita langsung cut,” tegasnya.
Selain terkait bentuk dan cerita, bahan pembuatan ogoh-ogoh juga diwajibkan ramah lingkungan. Utamakan bahan dari ulatan bambu. Sedangkan untuk juri, didatangkan dari Kabupaten Gianyar dan Badung. Ada tiga orang juri yang mewakili unsur sastra, musik, dan pematung.
“Jurinya dari Gianyar dan Badung yang mewakili unsur sastra, musik dan tari serta pematung. Total ada tiga juri dari luar Klungkung agar netral,” ujarnya. Tahap penjurian pun sudah dimulai, yakni dengan pengecekan langsung ke lapangan, dan penjurian akhir akan dilaksanakan di hari H. (dia)