Aktifitas Mandi dan Mencuci di Sungai Masih Menjadi Alternatif, Tingkat Pencemaran Masih Dalam Ambang Batas

(Last Updated On: )

GIANYAR-fajarbali.com | Memiliki sungai yang bersih dan jernih merupakan suatu kebanggan tersendiri. Dimana pada sungai yang jernih, bias melakukan aktifitas mandi sekaligus mencuci sambil merendam diri. Selain mendapatkan kesegaran juga bias menghilangkan kejenuhan aktifitas di rumah. Seperti halnya pada Sungai Petanu yang membelah Desa Saba-Sukawati. Sungai ini masih Nampak bersih dan jernih, sehingga di sore hari digunakan warga untuk mandi.

Tidak saja di sore harinya, di pagi hari ada juga beberapa warga melakukan aktifitas mandi atau mencuci. Sungai ini ramai bila ada pemutusan saluran PDAM, sehingga sebagai alternative bagi warga. Salah satu warga yang kebetulan mandi di sungai, Agus Setiyawan, Minggu (23/5/2021) mengatakan mandi di sungai lebih terasa fresh dari pada di kamar mandi.

“Di sungai kita bisa melihat hijaunya pohon sambil mandi. Selain juga untuk mengirit biaya air bulanan. Kalau lagi lowong sore hari, bersama teman biasanya kami mandi di sungai,” jelas Setiawan.

Baca Juga :
Realisasi Proyek Pasar Gianyar Capai 58%, Optimis Tuntas Awal November 2021
Pembukaan Pariwisata International Diharapkan Bangkitkan Pasar Oleh-Oleh Khas Bali

Beruntungnya, selain sudah sedikit pencemaran dan kotoran yang hanyut, juga tidak pernah ditemui yang gatal-gatal sehabis mandi.

“Ada sih beberapa sampah yang hanyut, namun tidak membuat gatal pada kulit saat mandi,” ungkapnya.

Dijelaskan terpisah, Kepala DLH Gianyar, Ni Made Mirnawati,  bahwa keberadaan sungai-sungai di Kabupaten Gianyar sampai saat ini masih layak digunakan.

“Belum ada pencemaran terkatagori berat, meski tidak dipungkiri masih ada warga yang sengaja membuang limbah ke sungai,” jelas Mirnawati. 

Disamping itu, keberadaan sungai yang masih lestari ini karena di hulu tidak ada industri rumah tangga yang membuang limbah ke sungai secara langsung.

“Dari data yang saya pegang, berdasar hasil penelitian Tahun 2019, belum ada ditemukan sungai yang tercemar berat,” ungkapnya.

Dijelaskannya lagi, air sungai tidak bias dikonsumsi langsung.

“Kalau digunakan untuk mandi dan mencuci masih layak,” jelasnya.

Kendati demikian, kondisi pencemaran, semakin ke hilir, semakin kotor karena masih ada warga yang membuang sampah ke sungai. Ditambahkannya lagi, sebanyak 60 titik sumber mata air di Gianyar telah dilakukan uji lab.  Hasilnya kondisi air masih diambang baku mutu, namun ada beberapa sumber mata air yang rawan pencemaran limbah kimia dan bakteri E-coli. “Bukan tercemar, namun ada potensi tercemar bakteri e-coli, sehingga lingkungan mata air kita pantau, apa ada peliharaan ternak, atau industri rumah tangga disekitar tersebut,” bebernya. (sar)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bentuk Nakes Profesional, Dinkes Bali Gelar Pelatihan Jabfung Epidemiolog

Ming Mei 23 , 2021
Dibaca: 23 (Last Updated On: )Denpasar-fajarbali.com | Dalam upaya membentuk tenaga kesehatan (nakes) yang tangguh dan profesional, Dinas Kesehatan Provinsi Bali menggelar Pelatihan Jabatan Fungsional (Jabfung) Epidemiolog secara daring. Pelatihan tersebut diselenggarakan Rabu, 19 Mei 2021 hingga Senin, 31 Mei 2021 mendatang.  Save as PDF

Berita Lainnya