https://www.traditionrolex.com/27 Wacana PPN untuk Sembako dan Pendidikan Bebani Masyarakat - FAJAR BALI
 

Wacana PPN untuk Sembako dan Pendidikan Bebani Masyarakat

(Last Updated On: 16/06/2021)

Denpasar-fajarbali.com | Tidak hanya berdampak buruk pada sektor pariwisata, pandemi Covid-19 juga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Pertumbuhan ekonomi Bali bahkan disebutkan terpuruk paling dalam dibandingkan daerah lainnya mengingat Bali menggantungkan sektor ekonominya dari pariwisata. Ditengah kondisi yang serba sulit ini justru Pemerintah mewacanakan mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap sembako dan sektor pendidikan.


Menanggapi hal itu, Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali Putu Armaya mengatakan, rencana kebijakan ini akan sangat memberatkan jika benar direalisasikan. Dikatakan, pemerintah seharusnya mencari cara-cara lain untuk meningkatkan pendapatan dimasa pandemi Covid-19.

“Jika kebiajakan tentang PPN dikenakan akan sangat memberatkan kita juga. Kenapa memberatkan karena terus terang ini kan menyangkut hidup orang banyak. Janganlah pemerintah itu istilahnya berburu dikandang binatang,” ucapnya, Selasa (15/6/2021).

Ia menambahkan, jika bahan-bahan makanan pokok masyarakat atau sembako dikenai PPN maka harganya semakin mahal sehingga konsumen otomatis akan menurun.

“Pastinya konsumen akan menjerit karena harga semakin mahal. Konsumen akan menyesuaikan terutama kelompok menengah ke bawah. Jika barang-barang yang dikonsumsi turun, maka penjualan juga akan menurun yang pada akhirnya mempengaruhi hulunya yakni industri dan pengusaha,” ujarnya.

Baca Juga :
Coinomo – Gerbang Mata Uang Kripto Ritel di Asia Tenggara – Umumkan Putaran Pembiayaan Strategis Baru yang Dipimpin oleh Vertex Ventures SEAI
“Dialisis”, Metode Cuci Darah Untuk Pasien Keracunan

Putu Armaya menjelaskan, industri atau pelaku usaha akan mengurangi jumlah produksi, akibatnya jumlah tenaga kerja harus efisien baik pengurangan waktu jam kerja hingga upah. Dilanjutkan, secara umum dampak berantainya yakni pendapatan masyarakat akan berkurang.

“Ketika PPN naik otomatis dampak besarnya pendapatan masyarakat turun, konsumsi turun, daya beli turun. Tak hanya itu, rencana pemberlakuan PPN terhadap sembako juga berpotensi menaikkan tingkat kemiskinan di Indonesia,” tegasnya.

Putu Armaya mengatakan, selain PPN sembako yang dinilai memberatkan, rencana pengenaan PPN dibidang pendidikan juga berat bagi masyarakat. Ia menegaskan rencana ini sangat merugikan sekolah-sekolah swasta, terutama di pedesaan.

“Secara keseluruhan pemberlakuan PPN terhadap sembako dan sektor pendidikan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.

Disisi lain beberapa waktu lalu pemerintah justru memberikan sejumlah insentif perpajakan sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini untuk membantu badan usaha tetap bertahan dengan bisnisnya di tengah tekanan pandemi Covid-19.

Dan terbaru yang diberikan adalah insentif untuk sektor otomotif. Pemerintah memberikan diskon pajak hingga 100 persen atau pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mulai nol persen untuk pembelian mobil baru. Kebijakan ini menurut Armaya  tentu tidak berkeadilan. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kejar Peringkat Utama Kabupaten Layak Anak, DP3AP2KB Gelar Rapat Koordinasi antar Instansi

Rab Jun 16 , 2021
Dibaca: 18 (Last Updated On: 16/06/2021)GIANYAR-fajarbali.com | Menyongsong Verifikasi Lapangan Hybrid (VLH) Evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) Tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Gianyar menggelar rapat di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Gianyar, Selasa (15/6/2021) kemarin.  Save as PDF

Berita Lainnya