“Mudah-mudahan apa yang kita harapkan dengan masuknya desa adat dalam RUU Provinsi Bali yang merupakan jati diri dan urat nadi Provinsi Bali, bisa kita lahirkan sehingga ada payung hukum yang bisa kita pakai sebagai alas dalam kegiatan-kegiatan meningkatkan peran serta desa adat dalam melestarikan budaya Bali,” jelasnya.
DPR RI
“Kalau politik terbuka dan tertutup, Kami di Golkar asas Pemilu yakni Luber (Langsung, Bebas, Umum, dan Rahasia) terbuka lebih ditekankan, artinya lebih memilih langsung,” tegasnya.
“Atas dukungan dari banyak pihak termasuk para relawan ini, saya semakin mantap berkarir dipolitik. Memang ada untuk maju ke DPR RI. Kedepan tyang tidak ingin itu terulang lagi (Pilbub Badung), kendaraan apa pun yang tiang kendarai, tyang nunas tetap mendukung tiang. Itu harapan tiang, karena banyak warna yang hadir ini,” ujarnya.
Dikatakan dengan KCJB menjadi era baru transportasi massal modern yang cepat, andal, aman, dan nyaman untuk mobilisasi secara optimal serta meningkatkan konektivitas antarkota. KCJB diharapkan mampu memicu pembangunan kawasan dan sentra ekonomi baru, serta berpotensi untuk dikembangkan seluruh Indonesia.
“Memang saya kecil hingga besar di Jakarta, tetapi jiwa keinginan ngayah itu ada. Sehingga saya tidak akan berjanji apa-apa dalam mencalonkan diri ke DPR RI ini, tetapi lebih pada tindakan nyata,” tandasnya.
Nyoman Parta menyampaikan bahwa pelaku usaha harus haus akan ilmu baru dan dunia branding, terlebih ketika ingin produknya memiliki nilai lebih dan naik kelas. “Jangan bermental cukup, harus terus belajar dan adaptasi dengan perkembangan zaman, seperti sekarang sudah hadir banyak marketplace untuk memudahkan berjualan, maka harus dimanfaatkan dengan baik, maka UMKM harus bisa menguasai hal dasar seperti foto produk dan story telling product,” ajak Nyoman Parta.
“Kalau ini tidak diperhatikan dan tidak ada kebijakan pemerintah memberikan kemudahan pada pelaku usaha, saya yakin banyak pengusaha lokal di Bali yang akan gulung tikar dan menjual aset murah-murah,” tandas Parta.
“Sekarang yang menjadi stunting itu bagaimana cara pola asuh. Itu yang sekarang kita kejar. Kami yakin stunting itu berkurang. Dari 24 (persen) secara nasional, tahun 2024 menjadi 12 persen,” tegas Kariyasa.