https://www.traditionrolex.com/27 Rabies Masih Mengancam, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan - FAJAR BALI
 

Rabies Masih Mengancam, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

(Last Updated On: 17/04/2022)

Denpasar-fajarbali.com | Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka. Saat ini, sebagian besar penular dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera.

Terkait masalah daya serang virus rabies, Praktisi Kesehatan Ni Nyoman Kristina, SKM, MPH mengatakan, setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan, sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk atau didekat tempat gigitan.

“Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Sepanjang perjalanan ke otak, virus rabies akan berkembangbiak atau membelah diri (replikasi). Selanjutnya sampai di otak dengan jumlah virus maksimal, kemudian menyebar luas ke semua bagian neuron. Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. Setelah memperbanyak diri pada neuron-neuron sentral, maka virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak seperti adrenal, ginjal, paru-paru, hati dan selanjutnya akan menyerang jaringan tubuh lainnya,” jelas Kristina.

Baca Juga :
Berbagi Kebahagiaan, RMHC Bersama Komunitas Kanaditya Mendongeng untuk Pasien Anak RSUP Sanglah
Persoalan Desa Adat Didominasi Masalah Tanah, Kesbangpol Upayakan Penyelesaian dengan Kekeluarga

Hal-hal yang menjadi faktor risiko penularan penyakit rabies adalah hewan peliharaan yang tidak divaksinasi di daerah tertular dan hewan liar di daerah tertular. Sementara, pekerja yang berisiko terkena rabies yakni  dokter hewan, penangkap anjing, petugas laboratorium, dan pemburu. Kristina juga menjelaskan, penyakit rabies telah tertular keseluruh dunia, sedangkan daerah tertular rabies di wilayah Indonesia selain Bali meliputi 23 provinsi, artinya hanya 10 provinsi di Indonesia yang menyandang status bebas rabies.

“Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan cara penularan pada manusia. Pada hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat. Cara penularan pada manusia, dibagi dua yaitu dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies dan non-gigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia eksterna dan melalui inhalasi/udara (jarang terjadi). Cara penularan dari manusia ke manusia melalui transplantasi kornea, kontak air liur penderita ke mukosa mata dan pernah ada laporan, orang sehat setelah digigit oleh penderita rabies, mengalami sakit rabies,” ungkapnya.

Adapun gejala dan tanda penderita rabies pada manusia, lanjut Kristina menjelaskan yaitu demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, keresahan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, dan liur yang berlebihan (hipersaliva). Menurutnya, pertolongan pertama pada penderita rabies dapat dilakukan dengan cara mencuci gigitan hewan (anjing) dengan sabun atau detergent di bawah air mengalir selama 10-15 menit, beri obat antiseptik pada luka gigitan (obat merah, alkohol 70 persen dll), serta hubungi rabies center untuk pertolongan selanjutnya.

“Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan anda setiap 1 tahun sekali, segera melapor ke puskesmas maupun rumah sakit terdekat bila digigit oleh hewan tersangka rabies untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR),” tandasnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Cara Menghindari Ketegangan Mata di Ponselmu

Jum Apr 30 , 2021
Dibaca: 33 (Last Updated On: 17/04/2022)JAKARTA-fajarbali.com | Di saat aktivitas kita terbatasi dan lebih sering tinggal di dalam ruangan maka ponsel menjadi salah satu “teman” setia. Bahkan smartphone kini diandalkan untuk banyak hal dan sudah menjadi perpanjangan dari diri sendiri. Namun tanpa disadari, kita berhadapan dengan layar ponsel terlalu lama sehingga membuat […]

Berita Lainnya