https://www.traditionrolex.com/27 Pertemuan HONLAP, Komjen Golose: Melawan Narkotika Perlu Kerjasama International - FAJAR BALI
 

Pertemuan HONLAP, Komjen Golose: Melawan Narkotika Perlu Kerjasama International

Bali Jadi Prioritas Penanganan Gelap Narkotika

 Save as PDF
(Last Updated On: 24/10/2023)

KETERANGAN PERS-Kepala BNN RI Komjen Prof. DR. Petrus Reinhard Golose memberikan keterangan Pers pembukaan The 45th Meeting of Heads of National Drug Law Enforcement Agencies, Asia and the Pacific (HONLAP) di Kuta. 

 

DENPASAR -fajarbali.com |”Melawan narkotika perlu kerja sama internasional. Tidak bisa satu negara bergerak sendiri dalam perang melawan narkotika,” tegas Kepala Badan Narkotika Nasional Komjenpol Prof. DR. Petrus Reinhard Golose usai membuka pertemuan The 45th Meeting of Heads of National Drug Law Enforcement Agencies, Asia and the Pacific (HONLAP) di Discovery Kartika Plaza, Bali, Selasa 24 Oktober 2023. 
 
Komjen Golose menjelaskan, dalam pertemuan HONLAP tersebut membicarakan tentang new psycoative substances atau narkotika jenis baru. Narkotika jenis baru ini sudah menjadi masalah dunia. 
 
Hal ini dilihat dari fakta yang terjadi di Amerika Serikat. Di mana, pada tahun 2022 terdapat 110 ribu orang meninggal dunia akibat fentanil yang merupakan bagian dari new psycoative substances. 
 
“Hal ini penting kita bicarakan dalam pertemuan yang dihadiri para penegak hukum yang ada di Asia Pasifik. Namun permasalahan yang paling menonjol di Asia Utara adalah metamfetamin atau orang Indonesia sebut shabu,” ungkapnya. 
 
Komjen Golose yang pernah menjabat Kapolda Bali ini mengatakan bahwa Indonesia saat ini sudah memasuki darurat narkoba. Terlebih, pada Bulan September tahun ini aparat penegak hukum di Indonesia sudah menyita 5,5 ton shabu. 
 
“Ini menunjukan indikasi betapa banyaknya shabu yang masuk ke Indonesia dan berapa negara kita harus melindungi warganya,” bebernya. 
 
Komjen Golose mengakui sudah dua kali mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi. Dalam rapat itu, Pesiden minta agar ada kegiatan di luar daripada yang biasa atau extra ordinary.
 
Sehingga, ada 10 Provinsi yang harus jadi prioritas penanganan peredaran gelap narkoba. Seperti Bali, Sumatera Utara, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Maluku, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Jawa Barat. 
 
“Jadi, kita prioritaskan di 10 provinsi yang ada di Indonesia dan Bali masuk salah satu yang menjadi prioritas untuk kita lakukan bagaimana kita bisa mengeliminir permasalahan narkotika,” terangnya. 
 
Diungkapkanya, permasalahan lainnya terutama paket kurir lewat pesawat dan kokain boleh dikatakan sangat sedikit masuk ke Indonesia. Tapi dengan geopolitik sekarang ini sudah berubah di dunia, sehingga memungkinkan adanya rute terbaru sehingga perlu antisipasi. 
 
“Untuk itu perlu kerja sama minimal kita dalam naungan united nation kemudian kita juga saling mengenal saling tahu juga dengan semua kepala yang berkaitan atau head of narcotics yang hadir pada saat ini” ungkapnya. 
 
Soal pintu masuk narkoba ke Indonesia, Komjen Golose mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi. Menurutnya, pintu masuk rata-rata untuk metamfetamine lewat laut. Sedangkan untuk narkoba jenis marijuana (ganja) merupakan produk dalam negeri dan banyak yang berasal dari Indonesia. 
 
“Kita tahun ini sudah melaksanakan delapan kali pemusnahan ladang ganja dengan menyita berton-ton yang kita musnahkan,” pungkasnya mengakhiri. R-005 
 Save as PDF

Next Post

Pemilu 2024, Polresta Denpasar Gelar Deklarasi Damai dan Doa Bersama

Sel Okt 24 , 2023
Situasi Kamtibmas Bali Aman dan Kondusif
IMG_20231024_172511

Berita Lainnya