https://www.traditionrolex.com/27 Padi Panen Raya, Petani Gembira - FAJAR BALI
 

Padi Panen Raya, Petani Gembira

Bali mempunyai luas lahan sawah produktif seluas 70.996 ha, dengan luas pertanaman padi standing crop sampai bulan maret  2024 seluas 47.569 Ha.

 Save as PDF
(Last Updated On: 06/03/2024)

Kadistanpangan Provinsi Bali Dr. I Wayan Sunada, M.Agb., saat turun langsung ke sawah bersama petani padi.

DENPASAR-fajarbali.com | Padi menjadi komoditas tanaman pangan utama untuk memenuhi kecukupan masyarakat serta menunjang sektor pariwisata  pascapandemi covid-19 di Provinsi Bali. 

Berbagai upaya yang telah dilakukan  dan diprogramkan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan atau Distanpangan dalam rangka peningkatan peningkatan produksi dan ketersediaan pangan di Provinsi Bali.

Kepala Distanpangan Provinsi Bali Dr. I Wayan Sunada, M.Agb., sampai akhir tahun 2023, Provinsi Bali mempunyai luas lahan sawah produktif seluas 70.996 ha, dengan luas pertanaman padi standing crop sampai bulan maret  2024 seluas 47.569 Ha.

“Dampak perubahan iklim el nino di Provinsi Bali mengakibatkan ratusan hektar lahan sawah mengalami pergeseran tanam yang diakibatkan mundurnya musim hujan dan disejumlah daerah mengalami tunda tanam,” jelas Sunada, di Denpasar, Selasa (5/3/2023).

Namun demikian, lanjut Sunada, dari data statistik menunjukkan akan terjadi puncak panen dibeberapa daerah pada bulan Maret dan April ini yang diperkirakan seluas 26.114 ha dengan produktivitas 62,61 ku/ha yang akan menghasilkan 163.499 Ton GKG atau setara 102.367 ton beras.

Menurutnya, musim panen ini sangat ditunggu oleh petani, karena panen raya tahun ini membawa kegembiraan bagi petani mengingat harga gabah dalam 5 tahun terakhir dipenggilingan mencapai harga yang paling tinggi seharga Rp 7.200/kg GKP atau Rp. 7.600/kg GKG.

“Banyak petani yang menyampaikan ke saya bahwa kondisi panen tahun ini sangat mengembirakan walaupun harga sudah mulai turun Rp. 200/kg namun kami sangat bahagia karena harga gabah sebanding dengan beratnya kami melakukan kegiatan budidaya padi di lapangan,” kata Sunada.

“Salah satu petani di tabanan bilang, produksi padi tahun ini sangat menggembirakan karena komoditas padi yang mereka usahakan menghasilkan 7,10 ton/ha dan sudah laku terjual di lapangan seharga 50 juta / ha.  Ini merupakan kebahagiaan bagi saya tersendiri, karena harga tahun ini sebanding dengan pembelian sarana produksi yang sangat signifikan kenaikannya,” imbuhnya mengulang pernyataan petani di Tabanan tersebut.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, puncak musim panen padi tahun ini memang terjadi pergeseran akibat terjadi dampak el nino yang mengakibatkan sejumlah subak di Provinsi Bali mengalami pergeseran tanam akibat mundurnya musim hujan dan hal ini berpengaruh juga dengan puncak panen di lapangan.

Tetapi pihaknya terus berupaya senantiasa mendampingi petani dalam mengawal kondisi pertanaman dilapangan agar tanaman dapat terselamatkan dari ancaman kebanjiran dan kekeringan serta mengantisipasi gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman. 

“Puncak panen raya padi akan diperkirakan Maret – April ini  kami senantiasa berupaya agar petani secepatnya bisa melakukan percepatan tanam mengingat ketersediaan air dilapangan masih banyak,” tegas Sunada.

Selanjutnya pihaknya akan segera mengucurkan bantuan benih padi Inbrida dan bantuan sarana Produksi Lainnya dalam upaya mempercepat Produksi Pertanian dalam upaya meningkatkan Ketahanan Pangan di Provinsi Bali.  Lanjut tegasnya Musim panen Padi Tahun ini memastikan bahwa stok pangan Bali masih mencukupi untuk kebutuhan Bali kedepan. (gde)

 Save as PDF

Next Post

Truk Fuso Tabrak Tembok Tiang Bilboard, Sopir Sekarat

Rab Mar 6 , 2024
Terobos Lahan Kosong Warga
IMG_20240306_181454

Berita Lainnya