FOTO: Dewa Made Tagel, salah satu peserta operasi katarak gratis yang digelar BEM UNR bekerja sama dengan JFF dan Pemerintah Desa Peguyangan Kangin, Denpasar.
DENPASAR – fajarbali.com | Dewa Made Tagel (65 tahun) tak kuasa membendung kesabaran kembali melihat indahnya dunia dengan kedua bola matanya, usai keluar dari mobil operasi milik John Fawcett Fouandation (JFF), yang sedang melaksanakan layanan kesehatan mata gratis, di Kantor Perbekel Peguyangan Kangin, Denpasar, Jumat (10/11/2023).
Dewa Tagel, kakek asal Gianyar ini, sengaja datang ke lokasi guna mengangkat kabut tebal yang menyelimuti bola mata hingga tidak berfungsi sama sekali. “Mata kanan saya seperti buta. Kalau yang kiri masih bisa tapi samar,” katanya.
Aksi sosial berupa operasi katarak dan kaca mata gratis bagi masyarakat umum itu, diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ngurah Rai (BEM UNR) bekerja sama dengan Perbekel Peguyangan Kangin, John Fawcett Fouandation dan sejumlah pihak serangkaian peringatan satu tahun kepengurusan BEM masa bakti 2022-2024.
Ketua panitia pelaksana, Fernandhito Fildzah Swandi, memaparkan, pelayanan yang dibuka dari pukul 8.00 hingga 13.00 WITA telah melayani 180 lebih dari target 200 orang. “Kami puas karena hampir memenuhi target,” kata Fernandhito, dari BEM UNR.
Dipilihnya Peguyangan Kangin sebagai lokus gerakan sosial karena merupakan desa pendamping yang letaknya berdekatan dengan kampus kami. Pihaknya ingin, kegiatan ini mampu menghindarkan secercah harapan bagi masyarakat untuk melihat keindahan dunia.
Perbekel Desa Peguyangan Kangin, I Wayan Susila menyampaikan terima kasih atas pemeriksaan mata gratis untuk masyarakat umum ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya pelayanan kesehatan masyarakat kami,” ujarnya.
Ketua JFF Indonesia, Gede Bingin mengungkapkan, masyarakat yang ada di daerah Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) angka kebutaan akibat katarak cukup tinggi.
Menurutnya, penanganan permasalahan katarak perlu didukung bersama. Karena, katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu di dunia.
Untuk di Bali sendiri, lanjut dia, angka penderita katarak cukup tinggi. Syukurnya, saat ini menurun seiring dengan meningkatnya pelayanan kesehatan hingga ke desa-desa.
Bingin menjelaskan, penanganan katarak harus dilakukan dengan cara operasi. Karena, lensa mata mengalami kekeruhan, sehingga perlu dibersihkan. “Operasinya hanya 12 menit,” pungkasnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dr. Gede Wirata, S.Sos., SH., MAP., mengungkapkan rasa bangganya atas inisiatif BEM. Selama satu, menurut Wirata, BEM UNR telah mengimplementasikan program kerjanya dengan baik.
“BEM 2022-2024 telah melakukan kerja-kerja nyata yang berdampak pada masyarakat, seperti donor dan pelayanan kesehatan mata. Di bidang olah raga menggelar tenis meja cup. Ada juga kegiatan akademik seperti seminar nasional,” kata Wirata.