Jaga Eksistensi Gerabah Pejaten, Tim PKM Unwar Lakukan Pendampingan

Industri gerabah Pejaten dikayini mampu memberikan kesejahteraan, karena dikenal punya ciri khusus dan kualitas tinggi.

(Last Updated On: )
Pendampingan terhadap industri gerabah Pejaten, Kediri, Tabanan.

TABANAN-fajarbali.com | Akademisi Universitas Warmadewa (Unwar) yang tergabung dalam Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), melakukan pendampingan terhadap industri gerabah Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Ketua Tim Pengusul PKM Dr. Ni Made Intan Priliandani, SE., M.Si, didampingi dua anggota, Dr. I Dewa Ayu Kristiantari, S.E., M.Si., dan Gusti Ayu Athina Wulandari, SE., M.Si., menjelaskan, pihaknya terdorong berkontribusi melestarikan gerabah khas Pejaten yang sejak lampau dikenal karena kualitasnya, bahkan hingga menembus pasar ekspor.

Selain itu, menurut Intan, berbicara gerabah Pejaten, tidak hanya melulu soal bisnis, tetapi sebuah identitas budaya desa setempat.

“Layaknya setiap desa di Indonesia, sejatinya punya potensi masing-masing. Sumber daya alam yang melimpah menjadi landasan keberlanjutan UMKM. Salah satunya Desa Pejaten di Tabanan Bali ini, dengan potensi gerabahnya,” kata Intan, di Tabanan, belum lama ini.

Pejaten juga didukung pesona alam yang masih asri, sehingga menjadi potensi pendukung daya tarik wisatawan. Gerabah, kata Intan, menjadi tulang punggung perekonomian sebagian besar warga Pejaten di masa lalu.

Namun kini, jumlah perajin mengalami penurunan karena memilih profesi lain yang dianggap lebih menjanjikan. Padahal jika dikelola dengan baik, pihaknya optimis, industri gerabah Pejaten mampu memberikan kesejahteraan karena dikenal punya ciri khusus dan kualitas tinggi.

Salah satu perajin yang masih eksis hingga kini, sekaligus menjadi mitra PKM yakni, UD Amerta Sedana. Dimulai Januari 2024 lalu, Tim PKM Unwar, telah memetakan permasalahan yang dihadapi mitra.

Tim PKM bersama mahasiswi di lokasi usaha mitra, UD Amerta Sedana.

Secara umum, menurut Intan, mitra belum memiliki pembukuan serta catatan yang terkait dengan pendapatan, pengeluaran, biaya produksi serta laba-rugi, kemudian pemasaran masih mengandalkan pola konvensional atau belum memaksimalkan digital marketing.

“Permasalahan terakhir, tata kelola perusahaan yang dimiliki mitra belum terstandar,” ungkapnya.

Sebagai solusi, pihaknya telah memberikan pelatihan serta pendampingan dalam pembuatan pencatatan atas buku laporan keuangan sederhana, pelatihan dalam hal pemasaran digital melalui media masa, serta website perusahaan dan pelatihan dalam hal tata kelola perusahaan.

Intan dan tim berharap, kehadirannya mampu memberikan dampak positif bagi mitra dan industri gerabah Pejaten secara umum. Menurutnya, kolaborasi akademisi dengan pelaku UMKM sangat diperlukan untuk menggerakkan roda perkonomian berkelanjutan.

Pemilik UD Amerta Sedana, I Wayan Kuturan sangat mengapresiasi kehadiran Tim PKM Unwar, karena telah memberikan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi perusahannya.

Diakuinya, dalam menjalankan roda perusahaan masih dilakukan secara manual dan bersifat kekeluargaan. Sumber daya manusia di bidang penguasaan teknologi informasi juga masih lemah.

“Setelah diajarkan dan didampingi oleh tim dosen dan mahasiswa Universitas Warmadewa, saya mulai paham sedikit-sedikit,” kata Kuturan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Next Post

Padat Karya, Program Kontribusi Sosial Mahasiswa Inbound PMM ITEKES Bali di Desa Melinggih

Ming Jun 16 , 2024
Sebanyak 78 mahasiswa inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PPM) yang berasal dari 34 perguruan tinggi se-Indonesia di Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, mengikuti Modul Nusantara berupa Kontribusi Sosial di Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Sabtu (15/6/2024).
KONTRIBUSI SOSIAL ITEKES 2

Berita Lainnya