https://www.traditionrolex.com/27 Hadiri Pujawali Pura Puseh Panglan, Pejeng, Gianyar, Senator AWK Puji Upaya Menjaga Simbol Persatuan Siwa Buddha - FAJAR BALI
 

Hadiri Pujawali Pura Puseh Panglan, Pejeng, Gianyar, Senator AWK Puji Upaya Menjaga Simbol Persatuan Siwa Buddha

(Last Updated On: 22/03/2018)

GIANYAR-fajarbali.com | Anggota DPD RI utusan Provinsi Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, SE, (MTru), M.Si atau akrab disapa AWK disambut warga adat Desa Pejeng, Gianyar saat menghadiri acara Pujawali di Pura Puseh Panglan. Jro Bendesa beserta klian adat dan klian dinas yang pada saat itu menerima kehadiran Senator RI menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah mau meluangkan waktu untuk mengunjungi warga adat yang ada di Desa Pejeng, kecamatan Tampak Siring. 

AWK pun diminta memberikan dharma wacana kepada ratusan warga. Jro Bendesa mencertiakan bahwa kegiatan ‘pujawali’ yang dilaksanakan itu merupakan bentuk upaya penghormatan kepadea Ida Sang Hyang Widhi Wasa oleh warga Desa Pejeng dalam bentuk bakti yang tulus ikhlas di laksanakan oleh seluruh warga adat. Pihaknya juga menyampaikan, untuk mengurangi beban setiap pelaksanaan ‘pujawali’ dari seluruh warga adat bahu membahu dan dilaksanakan dengan sesederhana mungkin, agar kelak bertujuan untuk tidak membebani warga adat. 

Sementara itu AWK menyampaikan bahwa warga adat Desa Pejeng harus bangga dengan peninggalan leluhur yang sangat luar biasa, apalagi ia sampaikan bahwa bumi Tampak Siring yang ada di Kabupaten Gianyar itu merupakan Tanah Suci dan kawasan sakral yang harus dijaga. Ia juga menyampaikan saat kunjungan mantan Presiden Amerika Serikat Barak Obama berkunjung ke Bali memilih berkunjung ke Gunung Kawi dan juga Tirta Empeul, dan itulah salah satu bukti kalah bumi Tampak Siring itu merupakan kawasan suci yang harus di jaga apalagi di Pura Puseh Panglan yang memilik’ ‘pratima’ Dewi Kang Ci Wi dan Juga Ida Dalem Balingkang yakni Raja Jaya Pangus.
Ia menyarankan agar  peninggalan leluhur itu dijaga, jangan sampai dirubah ataupun dirombak, karena sesuai dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010  Tentang Cagar Budaya bahwa bangunan yang berumur lebih dari 50 Tahun tanpa di ubah maka apabila rusak yang disebabkan oleh bencana alam maka akan di lindungi oleh Negara. Sehingga ia menyarankan warga adat Pejeng untuk selalu menjaga peninggalan leluhur, karena menurutnya sebagai warih wajib menjaga peninggalan leluhur, dan tidak usah merubah pura dengan bangunan yang mewah tetapi tidak memiliki Taksu Ning Taksu, lebih baik sederhana dan masih asri, tetapi bangunan itu memiliki vibrasi yang luar biasa.
“Saya bangga dengan warga adat Pejeng, karena masih kuat menjaga peninggalan leluhur, dan saya juga kagum dengan adanya simbol Persatuan Siwa Buddha di Pura ini, dan saya yakin apabila penninggalan ini tetap di jaga , maka ajaran Siwa Buddha akan selalu asri dan bertahan,; demi tercipatnya bali yang ajeg,’’ 
Pada akhir daharma wacana, ia menyarankan kepada seluruh warga adat pejeng untuk menyederhanakan upacara dan menyekolahkan anak-anaknya seetinggi-tingginya, kareena seperti yang ia kutip di kitab suci Weda bahwa satun-satunya yang bisa melawan kemiskinan ialah jnana atau ilmu pengetahuan, maka dari itu di zaman kaliyuga ini ia menyarankan agar generasi anak muda Bali khsusnya di Desa Pejeng ia sarankan agar sekolah setinggi-tingginya mana perlu sampai Doktor. Di penutup ia juga tetap menyuarakan save K;B Bali 4 anak cukup yakni ‘save’ nyoman dan ketut. (Hms) 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

SMK Pariwisata Terakreditasi A Gelar Rakornas

Kam Mar 22 , 2018
Dibaca: 17 (Last Updated On: 22/03/2018)MANGUPURA-fajarbali.com | Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakonas) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata ke-4 di Nusa Dua, Badung, pada Kamis (22/3/2018). Rakornas ini digelar untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi para siswa-siswi SMK Se-Indonesia. Sebanyak 288 SMK jurusan Pariwisata yang […]

Berita Lainnya