https://www.traditionrolex.com/27 Hadiri Pawiwahan di Banjar Pegubungan, Manggis, Karangasem AWK Kembali Gelorakan KB Bali 4 Anak - FAJAR BALI
 

Hadiri Pawiwahan di Banjar Pegubungan, Manggis, Karangasem AWK Kembali Gelorakan KB Bali 4 Anak

(Last Updated On: 01/04/2018)

AMLAPURA-fajarbali.com | Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarn MWS III, SE, (M.Tru), M.Si., atau akrab disapa AWK berkenan memenuhi undangan ‘Pawiwahan’ (pernikahan, red) I Putu Arnawa dan Ni Ketut Deriwati Sartami, Amd di Banjar Banjar Pegubungan, Desa Adat Manggis, Kabupaten Karangasem, beberapa hari lalu. Bulan ini masyarakat Bali memang banyak menggelar upacara pawiwahan, karena diyakini saat yang baik memasuki masa ‘Grahasta’.

Mempelai dan pihak keluarga besar mengucpakan terima kasih atas kehadira sosok yang dinilai sangat karismatik itu. Mereka mengaku senang mempunyai pemimpin Bali yang jauh-jauh dari Jakarta rela menyempatkan diri untuk hadir di acara manusa yadnya tersebut. 

Pada kesempatan Senator AWK juga mengucapkan terima kasih karena sudah menerima dirinya dengan baik dan penuh kehangatan, tak lupa pula ia menyampaikan bahwa di Bali harus mulai menata agar memperbanyak SDM. Sebab menurut pandangannya, Bali harus mempunyai SDM yang banyak, karena dengan adanya SDM yang banyak maka ke depan Bali bisa memantapkan dan menata SDM yang berkualitas. Tak lupa AWK meminta kedua mempelai untuk pertahankan Catur Warna atau yang sering dikatakan Catur Purusa, karena konsepsi tersebut menurutnya sangat strategis untuk menyalamatkan Bali.

Sebab apabila merujuk pada KB nasional yang menyarankan 2 anak cukup, maka ia rasa itu tidak sesuai degan konsepsi catur warna, sehingga Bali tetap budayakan catur warna, agar ke depannya Bali bisa lebih ajeg dan tidak kekurangan SDM untuk menata Bali di masa depan, tegas ia katakan pula Bali akan tetap berkepribadian di bidang budaya seperti halnya konsepsi tri sakti Bung Karno. 

“Saya tetap perjuangkan KB Bali 4 anak cukup, karena 4 anak ini melambangkan catur warna, brahmana, ksatria, waesa dan sudra, jadi nantinya 4 anak ini di bagi, 2 diam di Bali untuk mengurusi upacara adat maupun kegiatan-kegiatan Desa dan yang 2 lagi kirim ke luar negeri suruh cari ilmu pengetahuan dan cari duit banyak-banyak untuk membantu keluarganya di Bali,’’ ungkapnya.

AWK yang juga mantan rektor Universitas Mahendradatta Bali itu, juga berpesan kepada semeton Bali, bahwa usai memasuki masa grahasta ada baiknya punya devisa yang cukup, agar usai menikah tidak tinggal di kos-kosan ataupun bersama orang tua, karena kebanyakan di Bali upacaranya mewah-mewah tetapi abis upacara mewah malah tinggal di kos-kosan, sehingga ia tegaskan kedepannya agar orang-orang Bali yang sudah menikah itu harus punya ‘blue print’ yang sesuai denga planing jangka panjang bukan cuma jangka pendek saja. (Hms) 
 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Hadirkan Berbagai Kerajinan di SMESCO Minang Festival, Pengerajin Denpasar Dituntut Ciptakan Produk Unggulan

Ming Apr 1 , 2018
Dibaca: 7 (Last Updated On: 01/04/2018)Jakarta-fajarbali.com | Sebagai kota berwawasan budaya dan ekonomi kreatif, Pemerintah Kota Denpasar terus mendukung perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dalam upaya memaksimalkan promosi dan pemasaran hasil kerajinan UKM Kota Denpasar turut meramaikan stand Produk Unggulan Provinsi Bali, dalam SMESCO Minang Festival dan Relaunching Produk Unggulan 34 […]

Berita Lainnya