https://www.traditionrolex.com/27 Gung Wis Harap Keris Dikenakan Saat Hari-hari Besar Nasional - FAJAR BALI
 

Gung Wis Harap Keris Dikenakan Saat Hari-hari Besar Nasional

(Last Updated On: 27/11/2019)

GIANYAR-fajarbali.com | Penetapan setiap tanggal 25 November sebagai Hari Keris Nasional, disambut baik pemerhati dan kolektor keris Bali, asal Desa Beng, Gianyar, Anak Agung Gede Waisnawa Putra. Pria kelahiran Puri Beng yang mengkoleksi sampai ribuan keris ini menyebutkan sudah saatnya keris disandingkan dengan berpakaian adat Bali. “Keris sudah saatnya mendapat tempat yang istimewa seperti Hari Batik,” jelas Gung Wis, Selasa (26/11/2019).

 

Apalagi menurutnya Keris sudah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia, sehingga paling tidak dalam setiap kegiatan berskala nasional yang dengan mengenakan busana adat, mesti dengan membawa sebilah keris. “Setelah ditetapkan, mestinya dilanjutkan dengan pelaksanaan, paling tidak setahun sekali misalnya setiap pria mengenakan keris pada saat hari Keris Nasional,” jelasnya. Dikatakannya juga, keris bukan saja terkenal di Indonesia dan Bali khususnya, namun keris sudah membudaya di Brunei, Singapura, Malaysia, Thailand atau Asia Tenggara. “Harapan saya, setiap Hari Keris setiap pejabat mengenakan pakaian adat dengan mengenakan keris, sehingga penetapan Hari Keris bukan saja seremonial biasa,” jelasnya lagi.

Dikatakannya, jauh sebelumnya keris dulunya dengan konsep one man, one keris (satu pria satu keris) namun saat ini berkembang menjadi one village one keris yang bermakna setidaknya satu rumah satu keris. Gung Wis sendiri meyakini di dalam setiap rumah penduduk Bali, dipastikan memiliki satu bilah keris sebagai pusaka. Gung Wis sendiri juga menyebutkan seperti di Malaysia, setiap hari besar di Negara tersebut yang mengenakan pakaian adat, dipastikan seluruh pejabat mengenakan keris di pinggangnya.

Bahkan sejalan dengan pengenaan busana adat pada hari-hari besar nasional dan daerah, diharapkan pejabat mengenakan keris di pinggang. “Ini bukan soal gagah-gagahan, keris sebagai bagian dari budaya mesti terpelihara dengan mengenakan di pinggang, baik pada hari-hari besar atau saat ada upacara adat,” harapnya. Penetapan Keris sebagai warisan budaya dunia, keris bukan saja sebagai kebanggaan semata, namun mesti diimplementasikan dalam setiap kegiatan, baik hari besar nasional dan upacara adat di Bali. Gung Wis juga meyakini, bila pemerintah memberikan contoh dalam pengenaan keris, maka Keris nantinya akan kembali menjadi one man one keris khususnya di Bali. “Di Bali sudah sangat akrab dengan keris, namun pengenaannya masih terbatas,” tutupnya.(sar).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bahas Manajemen Kesehatan Bencana, Kemenkes Lakukan Pertemuan dengan Negara ASEAN di Bali.

Rab Nov 27 , 2019
Dibaca: 4 (Last Updated On: 27/11/2019)DENPASAR – fajarbali.com | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama sejumlah negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) melakukan pertemuan di Grand Inna Hotel, Denpasar, Bali, Selasa (26/11/2019).    Save as PDF

Berita Lainnya