https://www.traditionrolex.com/27 Desa Tukadmungga Berhasil Tangani Stunting - FAJAR BALI
 

Desa Tukadmungga Berhasil Tangani Stunting

Plh. Perbekel Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Gede Mangku Suryaban, melaporkan, wilayahnya terdiri dari empat banjar dengan total penduduk 4. 374 jiwa.

 Save as PDF
(Last Updated On: 14/08/2023)

Foto: KAMPANYE Percepatan Penurunan Stunting di Desa Tukadmungga, Kacamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (14/8).

 

BULELENG – fajarbali.com | Plh. Perbekel Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Gede Mangku Suryaban, melaporkan, wilayahnya terdiri dari empat banjar dengan total penduduk 4. 374 jiwa.

Di bawah naungan Puskesmas Buleleng II, pihaknya rutin menggelar layanan kesehatan bagi warga, meliputi baduta, balita, ibu hamil dan lansia.

Berdasarkan data terbaru, jumlah ibu hamil di desanya sebanyak 69 orang. Balita 218 orang. “Astungkara (syukur-red) tidak ada kasus bayi stunting di desa kami. Semoga bertahan ke depannya,” harap Gede Mangku saat memberikan sambutan “Kampanye Percepatan Penurunan Stunting” di Desa Tukadmungga, Kacamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (14/8).

Pihaknya senantiasa memohon bimbingan kepada pemerintah daerah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai koordinator percepatan penurunan stunting dan Komisi IX DPR RI sebagai mitra terkait.

Tokoh masyarakat Buleleng yang juga dokter spesialis kandungan, I Nyoman Sutjidra menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Kemitraan BKKBN dengan Komisi IX DPR RI tersebut.

Kegiatan bertema edukasi kesehatan itu, diikuti sekitar 400 warga. Didominasi ibu-ibu. Sutjitdra berharap ada kegiatan selanjutnya, lebih banyak melibatkan ibu-ibu usia produktif karena materinya juga menyangkut kesehatan reproduksi.

Mantan Wakil Bupati Buleleng dua periode itu menyebut, prevalensi stunting di Bumi Panji Sakti relatif tinggi, sekitar 11 persen. Sedikit meningkat di era pemerintahannya, di angka 8 persen.

Menurut Sutjidra, stunting yang notabene gangguan gizi kronis pada balita ini, bisa dicegah sejak dini dari dalam kandungan. “Untuk itu saya berharap kalau bisa pesertanya ibu-ibu produktif karena masalah ini sangat penting,” kata Sutjidra.

Ia pun mengaku siap mengabdikan ilmunya kepada warga Buleleng untuk konsultasi soal kandungan. Hal ini sebagai wujud bakti kepada bangsa dan kontribusi bergotong royong mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Nihilnya kasus stunting di Desa Tukadmungga diapresiasi Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana. Kariyasa menyebut, Tukadmungga layak dicontoh desa lain yang prevalensi stuntingnya masih tinggi.

Melihat potensi sumber pangan yang melimpah, menurut Kariasa, semestinya stunting bisa dicegah lewat asupan gizi saat hamil. Selain itu, faktor pernikahan anak di bawah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun laki-laki perlu menjadi perhatian khusus.

“Kalau perempuan di bawah 21 tahun, organ reproduksinya belum siap. Juga menyangkut mental. Sedangkan laki-laki idealnya minimal 25 tahun. Ini harus jadi perhatian serius kita bersama,” jelas politisi PDI Perjuangan asal Busungbiu, Buleleng, itu.

Bali, lanjut Kariyasa, yang bergantung dari sektor pariwisata dituntut memiliki sumber daya manusia berkualitas. Bila banyak warganya yang stunting atau sakit-sakitan, maka akan menjadi isu negatif di bidang kesehatan. Wisatawan tidak akan mau berkunjung.

Bukti pentingnya penanganan stunting di Indonesia dibuktikan dengan diterbitkannya Perpres 72/2021. Semua pihak diajak bergotong royong meraih target setidaknya 14 persen stunting pada 2024 secara nasional. Meski Bali berhasil menduduki posisi stunting terendah 8 persen, namun upaya pemerataan tiap kabupaten/kota perlu dilakukan. rl

 Save as PDF

Next Post

Susun Peta Jabatan Siapkan ASN Potensial, BKPSDM Badung Gelar Rakor Kepegawaian

Sel Agu 15 , 2023
Nantinya instansi pembinanya akan tahu secara teknis jafung apa saja yang akan dibutuhkan di OPD yang bersangkutan.
IMG-20230814-WA0061

Berita Lainnya