https://www.traditionrolex.com/27 Dampak PPKM, Pedagang Belum Bisa Optimal Berjualan - FAJAR BALI
 

Dampak PPKM, Pedagang Belum Bisa Optimal Berjualan

(Last Updated On: 05/09/2021)

BANGLI-fajarbali.com | Untuk menggeliatkan roda perekonomian masyarakat, pelaksanaan vaksinasi dengan menyasar para pedagang di sejumlah Pasar di Kabupaten Bangli, sejatinya telah tuntas dilakukan sesuai target. Meski demikian, hal tersebut nyatanya belum bisa mengoptimalkan pendapatan asli daerah yang diraup dari retribusi pasar. Pasalnya, mau tidak mau pembatasan harus tetap dilakukan lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang selama ini diperpanjang berkali-kali.  


Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangli, I Wayan Gunawan saat dikonfirmasi Senin (30/08/2021), menegaskan sejauh ini hampir semua pedagang di seluruh Pasar di Kabupaten Bangli telah tuntas menjalani program vaksinasi.

“Sesuai data dari kepala pasar, vaksinasi untuk para pedagang semua sudah. Baik pedagang di Pasar Kidul, Pasar Kintamani, Pasar Kayuambua, termasuk Pasar Yangapi,” ungkap Wayan Gunawan.

Baca juga :
Badung Raih Dua Penghargaan Desa Wisata di Ajang Trisakti Tourism Award 2021
Sekda Adi Arnawa Terima Audiensi KPU Badung di Puspem Badung

Mengacu data dari Disperindag Bangli, sebelumnya telah ditetapkan sasaran vaksinasi di Pasar Kidul, Bangli dengan jumlah pedagang sebanyak 887 orang dan pengelola 17 orang. Pasar Kintamani dengan jumlah pedagang sebanyak 746 orang dan pengelola sebanyak 14 orang. Pasar Kayuambua, Kecamatan Susut, dengan jumlah pedagang sebanyak 490 orang dan pengelola 14 orang. Terakhir adalah pasar Yangapi, Tembuku dengan jumlah pedagang sebanyak 109 orang dan pengelola 3 orang.

”Vaksinasi sudah menyasar seluruh pedagang, Karena program gerakan serentak (gertak) vaksinasi juga sudah dilaksanakan Pemkab Bangli hingga ke desa-desa,” bebernya.

Walaupun semua pedagang sudah divaksin, pihaknya tetap mengingatkan para pedagang untuk tetap menerapkan prokes, seperti menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan yang rajin usai beraktivitas.

“Selain itu, di pasar juga kita telah intens memberikan sosialisasi jika ada pedagang yang sakit, untuk sementara waktu tidak berjualan. Sebaliknya, kita berharap untuk segera memeriksakan diri terlebih dahulu ke pelayanan kesehatan terdekat,” pintanya.

Terkait pembatasan jumlah pedagang, kata dia, secara otomatis, di masa pandemi yang berjualan di pasar tidak optimal.

“Karena situasi covid, selama ini yang berjualan di pasar juga tidak optimal. Sehingga secara tidak langsung, pembatasan pedagang sudah terjadi,” jelasnya. Karena itu, jaga jarak juga bisa diterapkan di pasar. “Seperti di pasar Kidul lantai II, selama ini kondisinya sudah sangat sepi,” bebernya.

Lebih lanjut, disinggung terkait program yang masuk dalam APBD Perubahan Bangli 2021, saat ini belum ada. Hanya, Perda tentang retribusi yang sudah dianggarkan, itu pun masuk di anggaran induk. Sedangkan soal kelanjutan pembangunan pasar Singamandawa, Kintamani, disebutkan, sejauh ini masih sebatas perencanaan.

“Untuk pembangunan pasar Singamandawa, sejauh ini, baru sebatas usulan-usulan saja. Semoga saja, cepat bisa direalisasikan,” pungkas Gunawan. (ard)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Dianggarkan Rp 11,9 M, Dinas PU Bangli Garap Sejumlah Program Pembangunan

Ming Sep 5 , 2021
Dibaca: 9 (Last Updated On: 05/09/2021)BANGLI-fajarbali.com | Pasca APBD Perubahan Bangli tahun 2021 diketok palu, sejumlah kegiatan dan program pembangunan di kabupaten Bangli mulai dilaksanakan. Salah satunya di bidang pembangunan dan infrastruktur. Dalam hal ini, Dinas PUPR Perkim Bangli mendapatkan anggaran Rp 11.9 miliar yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan rutin, […]

Berita Lainnya