Diskopnakertrans Kesulitan Dapatkan Data Valid Dampak Covid-19 di Bangli

(Last Updated On: )

BANGLI – fajarbali.com | Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopnakertrans) Kabupaten Bangli, Ni Luh Ketut Wardani mengakui mengalami kesulitan untuk mendapatkan data valid terkait dampak Covid-19. Karena itu, pihaknya mengaku masih terus berupaya melakukan pendataan terhadap baik Usaha Kecil Menengah  dan Mikro (UMKM) yang terdampak maupun validasi data tenaga kerja yang dirumahkan serta kemungkinan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

 

 

“Pendataan terkait tenaga kerja yang dirumahkan dan yang mengalami PHK telah kita lakukan sejak awal merebaknya Covid-19. Namun sejauh ini, data yang valid sulit kita dapatkan,” ungkapnya, saat dikonfirmasi Senin (27/04/2020). Menurut dia, banyak perusahaan yang selama ini mempekerjakan warga  Bangli, masih belum terbuka soal data.  “Kemungkinan kalau melakukan PHK mereka harus  membayar kewajiban kepada karyawan. Makanya banyak usaha yang  tidak koperatif dalam memberikan data terkait PHK tersebut,”tegasnya.

Berkaiatan dengan masih sulitnya untuk mendapatkan data, kata dia, pihknya telah mengadakan koordinasi  dengan para Camat se-Bangli, untuk diteruskan kepada  Perbekel untuk melakukan pendataan yang warganya yang kena PHK maupun dirumahkan. “Kita telah minta bantuan kepada camat untuk melakukan  pendataan terkait tenaga kerja yang kena imbas merebaknya Covid-19 di daerah ini,”papar mantan Kabag Ekonomi itu.

Lebih lanjut dia menyebutkan, untuk pendataan UMKM yang terimbas merebakya virus corona, terdapat 50 variabel yang mesti dipakai acuan. Karenanya, pihaknya cukup sulit untuk melakukan pendataan, salah satunya adalah menghitung omzet UMKM tersebut.  “Terlalu banyak  variable, makanya dibuat pusing,”akunya. Yang jelas, kata dia, semua UMKM dipastikan terdampak Covid-19.

Sementara terkait data warga yang  dirumahkan,  disebutkan, baru tercatat sekitar 416 orang. Diakui, data tersebut memang belum valid, karena dari sector pariwisata yang selama ini cukup banyak menampung karyawan juga belum memberikan data yang akurat. “Kita sudah koordinasi juga dengan Perhimpunan Hotel dan Restairant  (PHRI). Namun rupanya mereka juga belum memiliki data yang akurat,”tegasnya.  Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan  kembali mensingkrunkan data dengan PHRI terkait pekerja di sector pariwisata yang dirumahkan atau di PHK.

Sedangkan terkait dengan jumlah  Pekerja Mingran Indonesia asal Bangli, jelas dia, sesuai laporan dari desa yang masuk ke pihaknya saat ini mencapai 2.453 orang, yang terdiri dari laki-laki  2.009 dan  444 perempuan.  Yang sudah pulang saat dilakukan pendataan 24  April mencapai 1.328 dan yang belum pulang 125 orang, tidak termasuk  PMI yang telah dikarantina di  Denpasar. (arw) 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

DPRD Bali Sepakat Dukung Realokasi Anggaran Senilai Rp. 756 Milyar , Kedepan, Minta Gubernur Komunikasikan Terlebih Dahulu

Sen Apr 27 , 2020
Dibaca: 18 (Last Updated On: )DENPASAR – fajarbali.com | Pemprov Bali telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 756 Milyar pada APBD Tahun 2020 untuk penanganan Covid-19. Anggaran tersebut akan digunakan dalam tiga kelompok kegiatan. Diantaranya, untuk Penanganan Kesehatan sebesar Rp. 275 Milyar, penanganan dampak ekonomi sebesar Rp. 220 Milyar, dan Jaring […]

Berita Lainnya