Air Hujan Tak Menghalangi Rasa Nasionalisme

Upacara bendera yang digelar Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) bersama unit-unitnya, SMP Nasional Denpasar dan SMK Teknologi Nasional tetap dilanjutkan dibawah guyuran air

 Save as PDF
(Last Updated On: )

Foto: SUASANA Perdiknas Gelar Upacara Bendera Peringatan Kemerdekaan RI Ke-78

 

DENPASAR – fajarbali.com | Hujan gerimis berdurasi panjang sempat mengguyur kawasan Denpasar, Kamis (17/8/2023) pagi. Hal itu menyebankan upacara-upacara bendera peringatan ke-78 Kemerdekaan RI sempat terhambat di berbagai tempat.

Namun, upacara bendera yang digelar Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) bersama unit-unitnya, SMP Nasional Denpasar dan SMK Teknologi Nasional tetap dilanjutkan dibawah guyuran air.

Bendahara Perdiknas bertindak selaku Pembina upacara Ketut Gede Sri Divya Tuvoli Amararaja, mengingatkan agar pelajar dan seluruh karyawan tidak takut terkena hujan air. Sebab, para  pahlawan bangsa, tidak pernah takut pada apapun termasuk hujan peluru.

Sri Divya menjelaskan, upacara bendera tersebut sebagai bentuk rasa nasionalisme dan penghormatan atas jasa-jasa para pejuang yang telah mampu mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Kehidupan yang layak dan terbebas dari belenggu penjajahan dibawa dengan susah payah oleh para pejuang yang mengorbankan darah dan nyawanya. Oleh karena itu, marilah senantiasa mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif dan bermanfaat,” jelasnya.

Dikatakan,  perjuangan para pejuang  dengan gagah berani, kalau dulu pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata, maka sekarang kita berjuang dengan sikap, integritas, moral, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Sebagai insan pendidikan, tidak cukup hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis saja dalam mengisi kemerdekaan ini. Perlu juga karakter berlandaskan pancasila, semangat gotong royong  dan mampu mengimplementasikan dari program pemerintah yaitu kurikulum Merdeka  sehingga mampu melahirkan generasi bangsa yang mampu berdaya saing global.

“Kami mengajak para pendidik maupun orangtua untuk memahami bahwa keberhasilan anak usia dini tidak terbatas untuk kemampuan nembaca dan menulis saja, melainkan kemampuan literasi dan numerasi, keterampilan berkomunikasi, serta karakter berlandaskan pancasila,” pungkasnya.

Sementara Kepala SMK Tenologi Denpasar Ni Wayan Parwati Asih, S.Pd, M.Pd mengatakan, memaknai Kemerdekaan ke-78 RI sangat dinanti-nanti dan dibanggakan setiap tahunnya, dimana sebagai penerus harus mampu menumbuhkan rasa nasionalisme, menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.

Sebagai insan pendidikan, banyak yang bisa diperbuat dalam mengisi kemerdekaan ini seperti dengan mendidik anak-anak sebagai generasi emas masa depan bangsa lebih maju dari sebelum-sebelumnya.

“Melalui mengajarkan pendidikan sikap saling menghargai, menghormati, dan yang terpenting memberikan pengetahuan  bagi siswa/siswi serta skil untuk bekal mereka ke depannya.

Bagi guru, lanjut Agek sapaan Parwati Asih, kemerdekaan bukan hanya perang melawan penjajah, bagi tenaga pendidik harus benar-benar mampu menguasai dan implementasikan empat kompetensi guru sehingga mampu mencetak generasi bangsa kedepannya.

Harapannya, seluruh keluarga besar Teknaska mampu introspeksi diri dalam menjalankan tugas-tugas di sekolah serta mengakomodir kebutuhan siswa sehingga mampu melahirkan output yang sesuai dengan kebutuhan industri dan harapan orangtua siswa. “Harapan kami mampu menjadi pribadi seorang guru dan mampu menjadi suri tauladan bagi peserta didik di SMK Teknologi Denpasar,” ungkapnya. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Tema HUT ke-78 RI, Sejalan dengan Visi UPMI

Kam Agu 17 , 2023
Banyak hal yang bisa dilakukan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Salah satunya dengan melestarikan kearifan lokal masing-masing daerah
rektor

Berita Lainnya