DENPASAR – fajarbali.com | Aparat kepolisian menegaskan pihaknya masih Aparat kepolisian menegaskan yang dilakukan warganegara asing masih berkeliaran di Bali. Komplotan penjahat ini bisa mengakses pencurian data nasabah bank di luar negeri yang berlibur di Bali.
“Para pelaku ini melakukan kejahatan dengan cara mencuri data nasabah melalui mesin ATM. Mereka menggunakan kamera tersembunyi untuk merekam PIN ATM korban dan router untuk mencuri data-datanya,” ungkap Direktur Ditreskrimum Polda Bali Kombes Pol Andi Fairan, Minggu (23/2/2020).
Menurutnya, komplotan penjahat ini cenderung berkedok sebagai wisatawan asing yang berlibur ke Bali. Meski demikian, berkat kegigihan pasukan Tim Resmob Polda Bali para pelaku bisa ditangkap. Bahkan, penangkapan ini dilakukan saat mereka beraksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
“Kasus skimming selama ini pelakunya warga negara asing. Itu transnasional crime. Kenapa selalu terjadi ? Menurut saya itu karena hukuman yang dijatuhkan tidak memberikan efek jera. Makanya WNA menjadiakan Bali sebagai tempat pencurian akses,” tegasnya.
Kombes Andi menyebutkan kasus kejahatan Skimming memang sangat meresahkan dan merugikan masyarakat. Para korban yang dikuras tabungannya berada di luar negeri.
Meski pelaku beraksi di Bali, namun tidak ada korban yang melapor karena korbannya di luar negeri. “Kalau menunggu ada yang melapor tidak akan ada yang melapor. Makanya para pelaku hanya dijerat UU ITE tentang pencurian akses,” terangnya.
Kedepannya mantan Direktur Shabara Polda Sumut itu berjanji akan menindak tegas para pelakunya. “Jadi, ke depan saya akan memberikan tindakan keras dan terukur. Sebab tindakan skimming meresahkan,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, pihak kepolisian tidak bisa mencurigai wisatawan yang datang ke Bali. Apalagi saat ini Indonesia membuka pintu lebar untuk para wisatawan untuk datang berkunjung. Bahkan, ribuan wisatawan yang datang tidak semuanya bisa diketahui akan berbuat baik atau tidak.
“Mayoritas pelaku yang ditangkap adalah WNA Bulgaria. Tapi terakhir ada WNA Philipina. Mungkin ada pelaku dari negara lain lagi tapi belum terungkap. Masih diselidiki,” pungkasnya. (hen).