https://www.traditionrolex.com/27 Stunting di Desa Ababi Tergolong Tinggi, Orangtua Diingatkan Perbaiki Pola Asuh - FAJAR BALI
 

Stunting di Desa Ababi Tergolong Tinggi, Orangtua Diingatkan Perbaiki Pola Asuh

Khusus di Desa Ababi, menurut Arsiawan, jumlah balita terindikasi stunting cukup tinggi, yakni 72 dari total 484 balita.

 Save as PDF
(Last Updated On: 21/11/2023)

FOTO: Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota, bertempat di Wantilan Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Senin (20/11/2023).

 

AMLAPURA – fajarbali.com | Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, melanjutkan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota, bertempat di Wantilan Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Senin (20/11/2023).

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Karangasem, yang diwakili Kabid PPKB I Wayan Arsiawan Adi, memaparkan, prevalensi stunting di Karangasem berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, bercokol di posisi ketiga se-Bali, dengan angka 9,2 persen.

Khusus di Desa Ababi, menurut Arsiawan, jumlah balita terindikasi stunting cukup tinggi, yakni 72 dari total 484 balita. Sehingga, kegiatan seperti ini sangat relevan guna terus menekan angka stunting di desa yang dekat dengan obyek wisata Taman Tirta Gangga tersebut.

Arsiawan Adi, mengingatkan, stunting tidak melulu dipicu kemiskinan, tetapi lebih kepada kekeliruan pola asuh. “Fenomena sekarang, banyak anak-anak ‘diasuh’ oleh handphone dan televisi, biar ibunya tenang dan damai,” sentilnya.

Para orangtua diajak memperhatikan betul anak-anak dengan sentuhan-sentuhan kasih sayang. Demikian pula faktor perkawinan di bawah usia 20 tahun masih terjadi.

“Yang tak kalah penting, hindari 4Terlalu. (Terlalu muda melahirkan, Terlalu tua, Terlalu sering, Terlalu dekat jarak kelahiran). Kalau ada warga di sini belum punya jamban, tolong info ke kami,” pintanya.

Hal senada disampaikan Perbekel Desa Ababi I Wayan Siki. Ia mengapresiasi BKKBN dan warganya yang sangat antusias mengikuti kegiatan. Terbukti, banyak ibu hamil dan balita hadir mendengarkan materi dari narasumber.

Wayan Siki berharap, pasca-kegiatan, warga pengetahuan warga Ababi tentang stunting serta pola hidup bersih dan sehat semakin terbangun.

Dikonfirmasi pada saat yang sama, I Gede Selamet Eka Jaya, Penyuluh KB Ababi, mengakui bahwa pola asuh menjadi faktor penyumbang stunting. Pihaknya dan semua komponen, telah bekerja keras, sehingga angka 72 balita terindikasi stunting itu bisa diturunkan lagi yang sebelumnya mencapai 200 balita.

Para Penyuluh KB Ababi bakal segera merevisi data terbaru, karena ada yang perlu diperbaiki. “Desember depan akan kelihatan hasilnya. Kami optimis 72 itu berkurang menjadi 50-an balita,” kata Eka Jaya.

Sekretaris BKKBN Bali, I Made Arnawa, mewakili kepala perwakilan, dalam sambutannya menerangkan, stunting menjadi program prioritas nasional berdasarkan Perpres No 72/2021. Provinsi Bali, lanjut Arnawa, mencatatkan diri sebagai provinsi dengan prevalensi stunting terendah se-Indonesia.

“Hal ini tentu berkat kolaborasi, kerja keras serta komitmen kita semua. Karena stunting tidak bisa diatasi satu atau dua pihak saja,” kata Arnawa.

BKKBN Bali, menurut dia, telah menggelar kegiatan serupa hampir menyasar seluruh Bali. Meliputi Promosi dan KIE di Wilayah Khusus dan Tingkat Kabupaten/Kota. Ia mengajak semua komponen konsisten agar semua target tercapai demi menyambut Indonesia Emas 2045.

Narasumber dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Desak Nyoman Susilawati, mengimbau para orangtua yang punya anak stunting tidak minder. Justru membuka diri dan lebih rajin memeriksakan buah hatinya agar mendapatkan intervensi maksimal dari petugas terkait.

“Jangan sampai baru punya anak stunting menjadi malu datang ke posyandu. Ini kekeliruan besar,” jelas Desak sembari mengimbau agar orangtua memperhatikan asupan makanan dan memperbaiki kebiasaan buruk tapi terlihat sepele, yakni setop membiarkan anak buang air besar, selain di toilet. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Astra Financial dan WeLab Luncurkan Bank Saqu sebagai Inovasi Layanan Perbankan Digital

Sel Nov 21 , 2023
Dibaca: 215 (Last Updated On: 21/11/2023) Dari Kiri ke Kanan: Ernest Leung, Group COO WeLab; Suparno Djasmin, Direktur Astra dan Director in Charge Astra Financial; Prijono Sugiarto, Presiden Komisaris Astra; Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra; Simon Loong, Founder and Group CEO WeLab; Leo Koesmanto, Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Astra Financial […]
Foto 1 (3)

Berita Lainnya