Inspirasi, Pandangan Mahasiswi Cantik Berprestasi Ini Terhadap Hardiknas dan Pendidikan di Indonesia

(Last Updated On: )
“Sebagian besar penyebab degradasi mental anak Bangsa, salah satunya ialah akibat tergerus arus media sosial. Bahkan anak SD pun sudah dapat melihat tayangan dewasa melalui sosial media. Di sini lah mengapa siswa sekarang kurang menghargai guru,” demikian diungkap mahasiswi berprestasi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Pipin Carolina Barus, Selasa (1/5/2018) di Denpasar.

SEMARAK Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional menjadi satu momen berharga yang tak terlewatkan bagi para insan dalam memaknai hari pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, segudang persoalan kerap mewarnai perjalanannya.
Pendidikan Indonesia diwarnai persoalan kesejahteraan guru, sarana pendidikan, kesetaraan hak pendidikan bagi masyarakat pelosok, hingga degradasi mental Bangsa. Di tengah-tengah momen semarak Hardiknas, masih jelas di ingatan, beberapa waktu lalu telah terjadi kekerasan guru terhadap siswa, pelecehan seksual, adanya disharmoni murid dengan guru, dan masih banyak lagi.
“Sebagian besar penyebab degradasi mental anak Bangsa, salah satunya ialah akibat tergerus arus media sosial. Bahkan anak SD pun sudah dapat melihat tayangan dewasa melalui sosial media. Di sini lah mengapa siswa sekarang kurang menghargai guru,” demikian diungkap mahasiswi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Pipin Carolina Barus, Selasa (1/5/2018) di Denpasar.
Mahasiswi peraih Top 200 Duta Muda ASEAN 2017 itu merasakan adanya kemerosotan sikap dan karakter siswa terhadap guru belakangan ini. “Salah satu bentuk nyata degradasi mental itu, ialah kita bisa lihat saat ini anak muda cenderung bersifat introvet dan bahkan susah untuk bersosialisasi dengan sekitarnya.”
Terlepas dari masalah itu, mahasiswi jurusan Hukum Undiknas itu mengajak seluruh elemen memeringati Hardiknas sebagai refleksi perubahan ke masa depan. Untuk menjadikan mutu pendidikan di Indonesia gemilang, para pemuda harus punya motivasi untuk ikut melakukan perubahan.
Menurut mahasiswi yang aktif mengikuti berbagai kejuaraan debat Nasional dan Internasional ini, pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan, baik sistem pembelajaran, regulasi, pemerataan pendidikan di daerah, dan mutu SDM. “Pemerataan pendidikan semakin digencarkan, khususnya di daerah-daerah terpencil dengan bantuan gerakan-gerakan volunteer pengajar muda Indonesia, maupun pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa,” kata gadis yang karib disapa Pipin Bella.
Pipin menambahkan, era yang serba digital ini, perkembangan kemajemukan teknologi yang mutakhir mesti dimanfaatkan. Terlebih gaya masyarakat yang ‘semakin digital’ mempermudah melakukan pengembangan metode demi menaikkan mutu pendidikan. Ia beranggapan, proses belajar generasi muda akan terbantu jika pola pendidikan dikombinasi dengan sistem teknologi terbaru, memanfaatkan kecanggihan internet maupun piranti lunak yang dapat diterapkan pada gawai (gadget) dan perangkat lain.
Hal yang tak kalah penting menurut Pipin adalah, kemajuan teknologi yang ada akan percuma dimanfaatkan kalau motivasi para pemuda bergerak maju masih rendah.
Sementara, untuk menyukseskan pembangunan, perlu adanya suatu pencapaian berupa prestasi. “Perlu adanya kerja keras dan yakin. Kalau tidak begitu, sangat sulit mencapai prestasi,” tambahnya.
 
Bicara soal seremonial Hardiknas, dara kelahiran Denpasar, 23 Mei 1997 tersebut berpendapat kalau Hardiknas hendaknya dimaknai sebagai momentum melahirkan gerakan yang memperjuangkan nasib para pendidik, pembenahan sarana, kesetaraan pendidikan bagi anak-anak, serta peningkatan mutu dan kualitas.
 
“Setiap insan pendidikan harus berkomitmen, mendukung dan meneruskan perjuangan Ki Hajar Dewantara untuk mengajar, mendidik, dan mencerdaskan setiap anak, terlepas dari apapun latar belakangnya. Sebab yang beliau selalu tekankan ialah setiap anak berhak atas pendidikan,” ketus Pipin.
 
Prestasi di Hardiknas
Momen Hardiknas 2018 terasa berwarna bagi Pipin Carolina. Pipin memeroleh predikat mahasiswa terbaik perguruan tinggi Kopertis Wilayah VIII Bali, NTB, NTT Tahun 2018. Bahkan penghargaan diberikan kepadanya bertepatan saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kantor Kopertis Wilayah VIII Bali, NTB, NTT, di Denpasar Timur, Rabu (2/5/2018).
 
Tak hanya itu, sepanjang 2017, banyak prestasi telah direngkuhnya. Sebut saja Juara I Debat Nasional di UIN Jakarta, Juara I Debat Nasional di UPN Yogyakarta, dan menjadi 10 pembicara terbaik pada ajang Debat Nasional di Universitas Airlangga Surabaya.
 
Selain itu, saat ini ia dipercaya terlibat dalam penelitian, terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Gianyar. Bahkan mandat tersebut turun langsung dari Duta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
 
Prestasi yang tak kalah menarik adalah, Pipin merupakan mahasiswi asal Bali yang dipilih menjadi delegasi mahasiswa se Indonesia yang berangkat ke Seoul, Korea Selatan pada 2017 lalu, dan merupakan Member of Facebook Global Digital Challenge Representative of Indonesia in Mission of Pluralism Work di Amerika Serikat. (eka)
 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

FKUB Gianyar Kutuk Keras Perilaku Teroris

Sen Mei 14 , 2018
Dibaca: 21 (Last Updated On: )GIANYAR-fajarbali.com | Menyikapi aksi terror yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur dan daerah lainnya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gianyar, Senin (14/5/2018) mengeluarkan sikap tegas.  Save as PDF

Berita Lainnya