https://www.traditionrolex.com/27 Ini Kata Kepala BKKBN saat Puncak Harganas ke-30 - FAJAR BALI
 

Ini Kata Kepala BKKBN saat Puncak Harganas ke-30

Tiga tantangan penting yang dihadapi, meliputi, kesenjangan TFR antar wilayah dan yang dan bagaimana upaya percepatan peningkatan kualitas penduduk

 Save as PDF
(Last Updated On: 08/07/2023)

FOTO: Puncak Harganas ke-30 di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

 

BANYUASIN – fajarbali.com | Puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 berlangsung di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023), bertajuk “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”. Harganas ke-30 dihadiri Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dan ibu, Menteri Kesehatan, dan sejumlah pejabat lainnya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, dalam sambutannya mengatakan, BKKBN diberikan amanah oleh negara untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang dan mewujudkan keluarga berkualitas.

“Di bidang kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik dikarenakan program Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR Nasional di angka 2,14,” jelas Hasto.

Sehingga, kata Hasto, tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk, mencegah ledakan penduduk dan menekan jumlah kelahiran. 

Tiga tantangan penting yang dihadapi, meliputi, kesenjangan TFR antar wilayah dan yang dan bagaimana upaya percepatan peningkatan kualitas penduduk. Untuk itu maka peringatan HARGANAS ke-30 mengusung tema menuju keluarga bebas stunting untuk Indonesia maju,” ujarnya.

“Di bidang pembangunan keluarga, kita semua pihak harus mewujudkan keluarga yang berkualitas dengan indikator indek pembangunan keluarga (i-Bangga) yaitu keluarga yang Tentram Mandiri dan Bahagia. Angka capaian tahun 2022 sebesar 56,06 adri target 57 (98%),” imbuhnya .

Menurutnya, kalitas keluarga adalah pondasi kualitas suatu bangsa. Tantangan tidak lagi pada mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, akan tetapi di era transformasi digital ini bagaimana keluarga bisa menjalankan 8 fungsi keluarganya dan mampu tentap menjaga kesinambungan nilai 2 luhur bangsa yang tetap bisa diajarkan oleh para orang tua kepada anak 2 nya melalui keluarga.

Tren usia jumlah pernikahan, perceraian, broken home, remaja dengan mentaltal emosional disorder menjadi tantangan untuk menyusun kebijakan kedepan.

Kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditranformasikan menjadi bonus kesejahteraan.

Hasto melanjutkan, celah bonus demografi akan berakhir sekitar tahun 2035 sehingga kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan melalui percepatan peningkatan kualitas SDM dan salah satu faktor penentunya adalah percepatan penurunan Stunting.

Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun, namun masih berasa di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.

Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6%. “Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14% pada tahun 2024 dapat tercapai,” kata Hasto.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden, Kementrian PMK, Kementrian Kesehatan dan K/L terkait yang selalu memberikan bimbingan arahan kepada BKKBN dalam mengemban amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024 (RAN PASTI), telah menterjemahkan 5 pilar Stranas dan disempurnakan dengan; Penyediaan data keluarga berisiko stunting, Pendampingan keluarga berisiko stunting, Pendampingan calon pengantin, Surveilans keluarga dan Audit Kasus Stunting. rl

 Save as PDF

Next Post

Sustainable Weeks : Pentingnya Penerapan Bisnis Berkelanjutan Pada UMKM Untuk Mendorong Perekonomian Nasional

Sab Jul 8 , 2023
Dibaca: 618 (Last Updated On: 08/07/2023) Pembukaan Sustainable Weeks. (Foto: Tha)   MANGUPURA-fajarbali.com | Peranan bisnis berkelanjutan guna membangkitkan industri UMKM di Indonesia sangatlah penting. Pada tahun 2024, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ditargetkan naik menjadi 65 persen, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Kontribusi UMKM terhadap PDB […]
Sustainable Week

Berita Lainnya