https://www.traditionrolex.com/27 Desa Manggis Gunakan APBDes Turunkan Stunting - FAJAR BALI
 

Desa Manggis Gunakan APBDes Turunkan Stunting

Pencanangan Kampung KB di wilayah, didukung angka Contraceptive Prevalence Rate (CPR) 57 persen

 Save as PDF
(Last Updated On: 24/07/2023)

Foto: STUNTING-Kampanye percepatan penurunan stunting di Desa/Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Minggu (23/7/2023).

 

AMLAPURA – fajarbali.com | Desa Manggis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, telah dicanangkan sebagai Kampung Keluarga Berenca (KB) pada 14 April 2023, lalu. Kampung KB ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta menekan angka balita stunting.

Demikian dikatakan Perbekel Desa Manggis I Wayan Partika Suyasa, saat memberikan sambutan “Kampanye Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten/Kota” program kemitraan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan Komisi IX DPR RI di Desa Manggis, Minggu (23/7/2023).

Pencanangan Kampung KB di wilayah, didukung angka Contraceptive Prevalence Rate (CPR) 57 persen. Desa Manggis, jelasnya, terdiri dari 12 banjar dengan total 2.105 Kepala Keluarga.

Dia mengakui ada 11 balita yang teridikasi stunting dari 277 balita yang ada. Namun semua sudah ditangani oleh tim pendampingan keluarga berisiko stunting.

“Dalam program percepatan penurunan stunting di desa Manggis, kami telah menganggarkan melalaui APBDes, melalui pemberian susu bagi ibu hamil dan menyusui,” pungkas Partika.

Bupati Karangasem diwakili Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana I Komang Daging, mengungkapkan, upaya penurunan stunting di Karangasem menunjukkan hasil signifikan.

Jika dilihat dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angkanya sangat tinggi di atas 20 persen. Kemudian digenjot, akhirnya bisa turun ke 13,44 persen dan saat ini di angka 7 persen. Komang Daging berharap, kegiatan ini dapat mengedukasi masyarakat akar rumput, khususnya remaja dan ibu hamil.

Camat Manggis, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kecamatan, diminta terus melakukan serta mengawasi pelaksanaan percepatan penurunan stunting.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Sarles Brabar, menambahkan, tujuan kampanye tersebut, untuk mempercepatan penurunan stunting sesuai Perpres No. 72/2021, sehingga menghasilkan negara yang memiliki sumber daya manusia berkualitas, menyambut Indonesia Emas 2045 atau kado 100 tahun Kemerdekaan RI.

BKKBN, kata Sarles, bersama Komisi IX akan terus turun ke masyarakat, untuk menjaga bahkan menurunkan prevalensi stunting di Bali meski menduduki posisi prevalensi stunting terendah nasional.

“Kami berterima kasih kepada jajaran Puskesmas dan semua pihak yang telah bekerja keras. Kami ingatkan calon pengantin untuk memeriksakan kondisi kesehatannya sebelum menikah. Ini sangat penting,” jelasnya. 

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, sebagai narasumber terakhir menyebut, meski dia berasal dari Kabupaten Buleleng, tapi dia adalah milik masyarakat Bali. Buktinya, ia peduli dengan seluruh kabupaten/kota, tidak hanya di Bali.

Terkait stunting, berdasarkan data yang dia pelajari, didominasi oleh pernikahan dini. “Saya amati data, bayi-bayi yang stunting itu kebanyakan lahir dari pasangan dibawah umur,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut dia, perencanaan menjadi hal yang sangat penting apalagi menyangkut pernikahan. Ia menegaskan, Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata menuntut masyarakatnya sehat jasmani dan rohani.

“Bayangkan kalau banyak penduduk Bali yang sakit, bagaimana wisatawan mau datang? Jadi isu kesehatan ini sangat berpengaruh pada pariwisata, selain keamanan dan faktor alam,” pungkasnya. rl

 Save as PDF

Next Post

Kolaborasi Apik antar Prodi FT Unud Kembali Bawa Pulang 2 Prestasi Nasional

Sel Jul 25 , 2023
Melalui pendampingan oleh dosen pembimbing Putu Cinthya Pratiwi Kardita
FT Unud

Berita Lainnya