https://www.traditionrolex.com/27 Dampak Buruk Memberi Gadget kepada Anak - FAJAR BALI
 

Dampak Buruk Memberi Gadget kepada Anak

(Last Updated On: 11/02/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Saat ini, banyak orang tua yang mencari jalan mudah untuk menenangkan bayi atau balita mereka dengan memberikan smartphone (gawai) ketika mereka rewel. Benda ini juga bisa dipakai untuk membuat mereka tetap duduk ketika disuapi. Kebiasaan ini lazim dilihat sekarang ini. Anak-anak banyak meniru kebiasaan orang tua yang saat ini sudah lekat dengan gawai mereka di kehidupan sehari-hari.

 

 

Kepala Balai Monitoring Denpasar, Supriadi, S.H., M.H., mengatakan, kebiasaan itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak itu sendiri. Anak-anak yang berlebihan menggunakan smartphone atau banyak berada sangat dekat dengan benda itu bisa terpapar radiasi yang bisa menyebabkan risiko kesehatan serius.

 

“Anak-anak memiliki tubuh yang masih rapuh, mereka berisiko mengalami perkembangan tumor tidak ganas, terutama di daerah sekitar kepala dan telinga. Karena kulit mereka masih tipis, anak-anak bisa menyerap 60 persen radiasi yang terpancar dari smartphone yang bisa mempengaruhi tubuh mereka, terutama sistem saraf,” ungkapnya, Senin (10/2/2020).

 

Selain beresiko menyebabkan tumor, penggunaan gawai berlebihan juga mengganggu aktivitas otak. Otak memiliki jaringan sinyal yang untuk berkomunikasi dengan tubuh. Telepon seluler (ponsel) juga berbasis pada jaringan gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu gawai dengan gawai lain.

 

“Pada orang dewasa, tulang dan struktur tubuh yang kuat bertindak sebagai pelindung terhadap gelombang ini yang berusaha masuk tubuh dan mengganggu fungsi otak. Pada anak-anak, gelombang ini bisa masuk ke sistem dan mengganggu aktivitas otak. Menurut riset, dua menit berbicara di ponsel saja bisa mengubah aktivitas di otak anak-anak. Gangguan seperti itu bisa menyebabkan masalah dalam fokus, mood, perubahan perilaku dan lain-lain,” jelas Supriadi. 

 

Selain kedua faktor di atas, berkurangnya kesabaran juga disebabkan oleh penggunaan gawai. Supriadi menambahkan, anak-anak juga bisa menghadapi masalah perilaku seperti berkurangnya kesabaran. Anak-anak biasa mendapatkan apa pun dengan menyentuh layar dan mengklik tombol sehingga mereka menjadi tidak sabar ketika sesuatu menjadi lebih lama.

 

“Untuk melihatnya, berikan anak Anda sebuah ponsel dengan koneksi internet yang lambat dan lihat reaksi mereka. Ini bisa menyebabkan masalah dalam kehidupan pribadi, profesional dan akademis. Ketidaksabaran mereka hanya akan bertambah seiring berjalannya waktu,” katanya. 

 

Menurut sebuah kajian yang dipublikasikan jurnal Preventive Medicine Reports, anak muda yang menghabiskan berjam-jam atau lebih dari sehari di depan layar dua kali berisiko didiagnosis mengalami depresi dan kecemasan dibanding mereka yang menggunakan layar hanya selama satu jam sehari.

 

Karena anak-anak mempelajari kebiasaan ini sejak masih kecil, menjauhkan mereka dari smartphone sejak dini adalah ide yang bagus. Mungkin penggunaan smartphone dari usia yang sangat dini juga bisa berkontribusi pada peningkatan risiko. (dar).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Satu Keluarga Tertimpa Pohon Tumbang Saat Mengendarai Motor

Sel Feb 11 , 2020
Dibaca: 5 (Last Updated On: 11/02/2020)AMLAPURA – fajarbali.com | Satu keluarga yang terdiri dari dua orang anak dan seorang bapak tertimpa sebuah pohon yang tumbang saat melintas di jalan Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, pada Minggu (9/2/2020) sore sekitar pukul 16.30 wita.  Save as PDF

Berita Lainnya