Teliti Dinamika Hubungan Agama dan Politik, Kantongi Doktor Ilmu Sosial Fisip Unair

Peran sosial, budaya, dan ekonomi yang dilakukan oleh puri masih tetap bertahan hingga masa kini, meskipun puri tidak lagi memiliki kekuasaan formal dalam pemerintahan.

 Save as PDF
(Last Updated On: )

Dr. I Gusti Ayu Agung Dewi Sucitawathi Pinatih, S.Sos., M.Si., (5 dari kiri) usai Ujian Terbuka dan Promosi Doktor.

DENPASAR-fajarbali.com | I Gusti Ayu Agung Dewi Sucitawathi Pinatih, S.Sos., M.Si., berhak menyandang gelar doktor, setelah menuntaskan studi Program Studi Doktor Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Poitik Universitas Airlangga (Fisip Unair) Surabaya.

Ujian Terbuka sekaligus Promosi Doktor berlangsung di Unair, Kamis 1 Februari 2024. Gung Dewi, sapaan karibnya, mencatatkan diri sebagai Doktor ke-324 yang ditelurkan Fisip Unair. Menariknya, Gung Dewi lulus dengan predikat Dengan Pujian atau Cumlaude.

Dipromotori Prof. Drs. Kacung Marijan, MA., P.hD, dan  Ko-Promotor Prof. Dr.Drs. IB Wirawan., SU., Gung Dewi, berhasil mempertahankan disertasi “Agama dan Politik: Religio Politik Elit Puri Agung Ubud dan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Gianyar,”.

Para penguji berkesimpulan bahwa riset dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Pendidikan Nasional (Fishum Undiknas) Denpasar, ini memberikan kontribusi berharga dalam pemahaman dinamika hubungan antara agama dan politik, khususnya dalam konteks Elit Puri Agung Ubud dan proses pemilihan kepala daerah di Kabupaten Gianyar.

Dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu (3/2), Gung Dewi, menjelaskan, tujuan riset disertasinya untuk mengukur lebih dalam bagaimana agama (Hindu-red) memiliki daya tarik yang kuat terhadap negara (politik-red). Disertasi pun menggunakan pendekatan politik berbasis kearifan lokal Hindu Bali, dengan mengambil lokus di Puri-puri wilayah Ubud.

“Tantangan selama studi ada pada penemuan teori baru, untuk mengkritisi bahkan menyempurnakan teori yang sudah ada sebelumnya,” jelas Gung Dewi yang memulai studi S3 sejak tahun 2020 di Perguruan Tinggi Negeri terkemuka tersebut.

Menurutnya, puri merupakan sebuah identitas kelompok elite yang berasal dari keluarga kerajaan dalam masyarakat Bali. Puri terbentuk sejak masa penaklukan Kerajaan Bedahulu oleh Majapahit pada abad ke-14.

Peran sosial, budaya, dan ekonomi yang dilakukan oleh puri masih tetap bertahan hingga masa kini, meskipun puri tidak lagi memiliki kekuasaan formal dalam pemerintahan. Setidaknya setiap puri masih memiliki ‘panjak’ atau kelompok masyarakat yang masih taat.

Dengan kata lain, lanjut dia, puri telah memiliki investasi sosial, budaya dan ekonomi sejak dulu yang menjadikan tokoh puri begitu dihormati. Salah satu buah investasi tersebut, elit puri memiliki kekuatan tersendiri dalam menentukan arah politik.

Puri ibarat bunga yang menarik perhatian partai politik karena pengaruh atau jaringan yang dimilikinya dinilai masih kuat. Hal ini bisa dilihat dari selalu dilibatkannya tokoh puri dalam kontestasi pemilihan kepala daerah atau legislatif.

Lebih lanjut, masih menurut Gung Dewi, sebagian besar masyarakat Ubud juga menginginkan tokoh puri sebagai bupati/wakil bupati. Tujuannya, agar peran puri semakin besar dalam menjalankan fungsi sosial, budaya dan ekonomi. “Jadi kalau orang puri menjabat di eksekutif, lebih leluasa lagi membantu masyarakat,” ujarnya.

Gung Dewi berharap, disertasinya dapat mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang keterkaitan antara agama dan politik, serta memberikan sumbangan berkelanjutan bagi penelitian di bidang ini. Tak lupa Gung Dewi mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Undiknas dan Perdiknas atas dukungan moril dan materiil selama dirinya menempuh studi.

Sementara itu, Ketua Perdiknas, badan hukum penyelenggara pendidikan Undiknas, Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda, kembali memuji Gung Dewi karena telah menjalankan ‘konstitusi’ institusi, yakni menyeimbangkan kenyamanan organisasi dengan pribadi.

“Kalau sudah menjalankan standar institusi semua akan enak. Enak pribadi dan organisasi,” kata Gung Eddy sembari mengucap selamat. (gde)

 

 

 Save as PDF

Next Post

Denanda Memulai Project Solo Dengan Merilis Single "Muani Cager"

Sen Feb 5 , 2024
Dibaca: 206 (Last Updated On: ) Denanda saat menyanyikan single “Muani Cager” di Rumka Bali Eatery & Chill, Denpasar, Minggu (4/2/2024) malam. (Foto: Tha)   DENPASAR-fajarbali.com | Dalam rangka meramaikan belantika musik Bali yang semakin berkembang, Denanda mencoba memulai project solonya dengan merilis single berjudul “Muani Cager”. Peluncuran lagu tersebut […]
press conference Denanda

Berita Lainnya