Menyikapi Dinamika Kependudukan Menyongsong Bonus Demografi

Banyak hal-hal teoritis yang dijabarkan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan kader KB

 Save as PDF
(Last Updated On: )

Foto : Nyoman Suartha, Ketua Koalisi Kependudukan Kota Denpasar, memaparkan materi kepada Kader Kampung KB dari 27 Desa se-Kota Denpasar.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Ketua Koalisi Kependudukan Kota Denpasar, Nyoman Suartha, menjadi nara sumber dalam kegiatan penyuluhan pengendalian penduduk yang diikuti ratusan Kader Kampung Berkualitas (KB) dari 27 desa se-Kota Denpasar, di Gedung Santhi Graha, Selasa (22/8).

Suartha yang juga seorang akademisi ini, memaparkan materi bertema “Dinamika Kependudukan Menyongsong Bonus Demografi”. Banyak hal-hal teoritis yang dijabarkan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan kader KB.

“Minimal kalau ibu/bapak ada kunjungan dari Pemkot, Pemprov atau pusat, tahu lah tentang istilah-istilah dan teori-teori dalam kependudukan,” ungkap Suartha.

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir menyentuh 300 juta, diperkirakan delapan bayi lahir tiap menit. Meski diimbangi juga dengan angka kematian.

Teori-teori yang ia sampaikan sebagai faktor penyebab dinamika kependudukan, meliputi Fertility, Development Amount Population, Dimamic Factor Resident, Mortality, dan Migration. Fertility atau sering disebut natalitas yakni jumlah kelahiran per 1000 orang penduduk per tahun. Perhitungan skalanya, jika di bawah 20 persen tergolong rendang. 20-30 persen, sedang. Dan, di atas 30 persen tergolong tinggi.

Faktor pendorong natalitas, di antaranya pernikahan dini, pergaulan bebas, derasnya arus informasi, lemahnya iman dan kesadaran ber-KB. Sebaliknya, faktor penghambat natalitas, menunda perkawinan, pantang kawin, penyakit, penggunaan kontrasepsi dan sebagainya.

Lebih lanjut, Suartha membeberkan penduduk usia muda Indonesia (12-24 tahun) berjumlah 53,4 juta jiwa. Berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk 2010, tahun 2025 diproyeksi menjadi 59 juta.

Pemuda, kata dia, akan menjadi pelaku utama pembangunan sekaligus potensi menghadapi bonus demografi. Sehingga, pemer wajib menyiapkan fasilitas pendidikan, keterampilan, perlindungan dari kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi, jaminan kesehatan fisik dan mental, menyangkut konseling kesehatan reproduksi.

Adapun tantangan penduduk usia muda, yakni angka putus sekolah yang relatif tinggi, nikah di bawah usia 15 tahun, drop out dan pengangguran, pekerja di bawah 15 tahun hingga menjadi perokok aktif.

“Indonesia bisa kehilangan bonus demografi bila peningkatan kualitas remaja diabaikan,” tegas Suartha.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Denpasar, Putu Lely Rahayu, mengatakan, kegiatan ini menjadi program rutin DP3AP2KB Denpasar, dalam meningkatkan kapasitas Kader Kampung KB.

Apalagi pertumbuhan penduduk Kota Denpasar yang notabene ibu kota Provinsi Bali sangat pesat, baik dari kelahiran maupun migrasi sangat penting dikendalikan. Kegiatan itu juga turut menghadirkan nara sumber, I Putu Sumerta dari Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. rl

 Save as PDF

Next Post

Kolaborasi ADPIN-KS BKKBN Bali, Perkuat Program Bangga Kencana di Gianyar

Sel Agu 22 , 2023
Bimbingan Teknis bagi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Sosialisasi Pengelolaan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) serta Monitoring dan Evaluasi Tribina
Adpin

Berita Lainnya