IMG-20210419-WA0007
Ketua Komisi III DPRD Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana

Komisi III DPRD Bali Minta Pertamina Antisipasi Kelangkaan Gas LPG

 

Ketua Komisi III DPRD Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana

DENPASAR-fajarbali.com

Kelangkaan Gas LPG 3 beberapa hari belakangan membuat resah masyarakat. Pasalnya, aktivitas masyarakat kesehariannya sedikit terganggu lantaran tak bisa memasak. Yang lebih parah lagi, para pelaku UMKM seperti pedagang makanan juga turut panik. Bahkan, ada yang sampai beralih ke Gas LPG 12 kilo meskipun harganya lebih mahal.

Dibandingkan harga Gas LPG 3 kilo yang hanya berkisar Rp. 20 ribuan, sementara Gas LPG 12 kilo mencapai Rp. 200 ribu lebih. Hal inilah yang membuat panik hingga muncul berbagai spekulasi dimasyarakat.

Kejadian tersebut mendapat respon dari Komisi III DPRD Bali. Dengan tanggap, Ketua Komisi III DPRD Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana langsung mengkonfirmasi Pertamina terkait kelangkaan Gas LPG 3 kilo tersebut. Dari hasil konfirmasi yang dirinya dapat, Pertamina menjelaskan memang ada kelangkaan yang disebabkan ada kekosongan karena akumulasi beberapa hal. Mulai tanggal 1 Juni 2023 libur dan tidak ada fakultatif. Selain itu, meningkatnya aktivitas pariwisata di long weekend, serta adanya kegiatan ngaben massal  yang dilakukan masyarakat di Bali.

Pertamina juga telah mengambil langkah guna mengantisipasi kelangkaan dalam waktu 1-2 kedepan. Yakni dengan penambahan penyaluran LPG 3 Kilogram, dan fokus distribusi penyaluran pada area-area yang gejolak. 

Menanggapi kelangkaan tersebut, politisi PDI Perjuangan asal Kota Denpasar ini menyatakan, bahwa pihak Pertamina seharusnya bisa melakukan antisipasi lebih awal. Apalagi, Gas LPG 3 kilo merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga masyarakat.

“Pertamina, khususnya kantor Pertamina Bali semestinya harus dapat mengantisipasi LPG 3 Kilogram subsidi ini, mengingat kebutuhan rumah tangga dan UMKM yang tinggi,” ujarnya, Selasa (06/06).

Jika dibiarkan terjadi kekosongan, tentu akan memunculkan mindset yang negatif di masyarakat. Misalnya saja penimbunan. “Serta mengantisipasi penimbunan seandainya ada isu-isu yang tidak bertanggungjawab,” pungkasnya.

Scroll to Top