https://www.traditionrolex.com/27 KM Linggar Petak 89 Tiba di Pelabuhan Benoa Evakuasi Korban Tewas dan Selamat - FAJAR BALI
 

KM Linggar Petak 89 Tiba di Pelabuhan Benoa Evakuasi Korban Tewas dan Selamat

Langsung Dibawa ke RSUP Prof Ngoerah dan RS Surya Husada Denpasar.

 Save as PDF
(Last Updated On: 02/03/2023)

EVAKUASI: Para korban yang tiba di Pelabuhan Benoa dengan KN SAR Arjuna langsung dibawa ke rumah sakit. 

 

DENPASAR -fajarbali.com |Satu korban anak buah kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 yang terbalik dan tenggelam di Samudera Hindia berhasil diselamatkan Tim Sar gabungan. Korban diketahui bernama Olof Luturmas ditemukan dalam kondisi kritis terapung sekitar 9 NM barat daya Uluwatu, sekitar pukul 10.30 Wita. 
 
Sebelumnya, dalam peristiwa tersebut satu orang tewas bernama Hadi Supriadi, 4 lainnya selamat dan 10 lainnya masih dalam pencaharian. Para korban yang selamat yakni Ariyono Wicaksono selaku Nakhoda, Usnadi, Asep Maulana M, Muhamad Kevin Danuarta. 
 
Hingga sore Kamis 2 Februari 2023, kapal yang mengangkut para korban itu tiba di Dermaga Pasir Pelabuhan Benoa, pada Kamis 2 Februari 2023. Para korban diangkut oleh Kapal KN SAR Arjuna Basarnas Bali tiba sekitar pukul 16.06 wita. 
 
Dalam pengamatan, para korban langsung dibawa ke dalam mobil ambulans milik BPBD hingga TNI AL yang sudah bersiaga sejak dari pagi. Para korban tewas dan selamat dibawa langsung ke RSUP Prof Ngoerah, ada juga dibawa ke RS Surya Husada Denpasar. 
 
Menurut Kepala Basarnas Bali Gede Darmada yang memantau langsung proses evakuasi para korban di lokasi menjelaskan Operasi SAR dari awal dilakukan pada Selasa 28 Februari 2023. Saat itu, lima orang termasuk korban meninggal sudah dapat ditemukan oleh kapal dari perusahaan KM Bahari Nusantara 25 ini. 
 
“Lima korban yang ditemukan awal ini ada di atas kapal yang mau tenggelam, waktu itu masih mendekati tenggelam dalam posisi terbalik berjarak 30-35 Nautikal Mile dari Bali,” beber Gede Darmada. 
 
Namun katanya, pihak Basarnas belum bisa memindahkan para korban ke KN SAR Arjuna karena terkendala komunikasi serta cuaca. Termasuk 10 korban yang saat itu masih hilang belum ditemukan. 
 
“Jadi kendalanya karena kapal nelayan yang menyelamatkan serta kapal tenggelam tersebut memang tidak dilengkapi peralatan komunikasi yang memadai, seperti radio marine, GPS, hingga AIS (Automatic Identification System),” beber Gede Darmada. 
 
Akibatnya Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, personil Polair serta TNI AL kesulitan melacak. Sehingga pada Kamis Februari 2023 pihaknya dapat berkomunikasi dengan KM Bahari Nusantara 25. 
 
“Dari komunikasi itu kami dapat informasi kalau ada satu ABK lagi dapat diselamatkan dalam kondisi terapung sekitar 9 NM barat daya Uluwatu, pukul 10.30 Wita. Maka korban hilang berkurang jadi sembilan,” ujarnya. 
 
Gede Darmada menambahkan, selanjutnya KN SAR Arjuna bergerak ke kapal tersebut untuk memindahkan para korban. Namun karena pertimbangan emergency dan korban harus mendapatkan perawatan medis, maka para korban segera dibawa ke Pelabuhan Benoa.
 
Diungkapkanya langkah selanjutnya yakni Tim Sar perlu melakukan persiapan untk pencarian sisa korban. Tapi, pencarian tidak akan dilaksanakan pada malam hari karena dirasa tidak efektif. “Nantinya, area pencarian akan diperluas kurang lebih lima sampai 100 NM secara persegi,” ujarnya lagi. 
 
Diterangkanya, informasi sementara dari Nahkoda KM Linggar Petak 89 yang selamat, para korban yang masih hilang ini melompat meninggalkan kapal saat tenggelam tanpa memakai alat keselamatan.
 
“Sehingga kami masih berspekulasi untuk berupaya mencari korban dalam kondisi selamat, lima orang yang berada di kapal itulah yang masih selamat, yang lainnya meninggalkan kapal hanya berpegangan pada bola bola pelampung jaring,” tandasnya. 
 
Dijelaskan Gede Darmada, berdasarkan pengalaman pengalaman mencari orang di laut, ketahanan fisik seseorang tidak akan kuat jika lebih dari sehari tanpa asupan makan dan minum. 
 
Apalagi kedalaman laut Samudera Hindia disebut mencapai ribuan meter, maka peluang selamat diperkirakan sekitar 50:50. Selain itu, TIM SAR gabungan terkendala cuaca dan kondisi perairan di Samudera Hindia. 
 
Untuk itu, pihaknya tetap terus berusaha menemukan korban dengan harapan masih selamat. Operasi SAR akan dilaksanakan selama tujuh hari. “Pencarian ini kami rasa sangat optimal, kami dibantu Polri Baharkam, Polda, TNI AL, SROP serta relawan, begitu juga KKP BTS Benoa, semua unsur di pelabuhan ini hadir berpartisipasi,” .
 
Sementara tercatat identitas korban yang masih dalam pencarian yaitu Dana Prasasty, Ryan Perdana Syah Putra, M Bagas Syaifudin, Sendi Wahyudi, Jaya Rahman, Maman Sulaeman, Candra, Mohamad Jaelani, serta Indra Pamungkas. R-005 
 Save as PDF

Next Post

Nyelonong ke Pekarangan Rumah Warga dan Berbuat Onar, Pria Ini Diamuk Massa

Kam Mar 2 , 2023
Korban Tidak Mau Melapor dan Pelaku Tidak Ditahan
IMG_20230302_194054

Berita Lainnya