https://www.traditionrolex.com/27 Guru Juga Digembleng Habis dalam Pendidikan PPG UPMI Bali - FAJAR BALI
 

Guru Juga Digembleng Habis dalam Pendidikan PPG UPMI Bali

(Last Updated On: 17/02/2024)

Yudisium dalam acara Pengukuhan dan Ikrar Guru Profesional Periode II Tahun 2024 bertempat di Auditorium Redha Gunawan, UPMI Bali, Jumat (16/2/2024).

DENPASAR-fajarbali.com | Sebanyak 115 guru dalam jabatan yang telah dinyatakan lulus pendidikan Program Profesi Guru (PPG) di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, mengikuti prosesi Yudisium dirangkai Pengukuhan dan Ikrar Guru Profesional secara hybrid, Jumat (16/2/2024).

Para pendidik dari berbagai satuan pendidikan dan lintas provinsi tersebut, merupakan angkatan II PPG UPMI Periode 2024. Bahkan ada yang berasal dari Papua.

Kaprodi PPG UPMI Bali, Dr. I Wayan Sumandya, M.Pd., memastikan, meskipun para mahasiswa telah berprofesi sebagai guru dan menjabat di tempatnya mengabdi, namun proses pendidikan berlangsung ketat, menuntut disiplin tinggi dan sesekali digembleng oleh dosen.

Buktinya, menurut Sumandya, ada beberapa guru yang tidak lulus. “Pada prinsipnya, mahasiswa yang notabene sudah menjadi guru ini sudah berpengalaman. Tapi ada beberapa hal yang dikuatkan dalam PPG. Mereka yang tidak lulus biasanya terkendala teknis, misalnya jaringan internet karena perkuliahan dan input data semua daring. Bisa mendadak,” jelas Sumandya.

Ia merinci, hal-hal yang dikuatkan selama proses pendidikan, yakni pendalaman materi, pengembangan perangkat, dan Praktik Pengalaman Lapangan atau PPL.

Terkait pendalaman materi untuk menjadi guru yang profesional, jelas dia dengan meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah masing-masing.

Selanjutnya terkait pengembangan perangkat, kata dia, teori-teori yang dimiliki dikembangkan menjadi teori pembelajaran/alur pembelajaran, yang saat ini disebut modul ajar.

“Jadi di dalam modul belajar ini semua teori masuk ke modul, setelah tercipta maka mereka membuat ujian komprehensif, layak dan tidak mereka terjun ke lapangan atau mempraktekkan yang mereka pelajari/rancang. Setelah layak baru mereka lolos melaksanakan PPL,” jelasnya.   

Tak berhenti sampai disana, juga ada refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan. Setelah itu, baru kemudian evaluasi.  

“Ini kemudian ditindaklanjuti di siklus kedua setelah tertutup semua permasalahan di siklus satu, sehingga mahasiswa siap di lapangan untuk menjadi guru profesional,” bebernya.

Setelah lulus, mahasiswa menerima sertifikat, selanjutnya didaftarkan ke dinas pendidikan masing-masing daerah untuk mendapatkan Nomor Registrasi Guru (NRG), sebagai dasar menerima tunjangan sertifikasi guru.

Rektor UPMI Bali, Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., mengaku bangga dengan kinerja Kaprodi PPG dan jajaran yang mengedepankan disiplin tinggi terhadap mahasiswanya. Rektor berpandangan, kualitas pendidik akan menjadi cermin anak-anak didiknya. Sehingga, pendidiknya harus profesional.

Rektor Suarta menyatakan bangga karena serapan mahasiswa PPG UPMI berasal dari hampir seluruh provinsi di tanah air. Ini membuktikan bahwa UMPI Bali sudah dikenal secara luas karena kualitas dan pelayanannya memuaskan.

Ia berharap, lulusan PPG UMPI mampu menjadi pemecah masalah pendidikan di daerahnya masing-masing berbekal pengalaman selama mengikuti pendidikan PPG.

Sementara itu, Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali, IGB Arthanegara turut memotivasi peserta yudisium agar memegang teguh idealisme profesi guru. Ia pun kembali menyinggung pertanyaan Hirohito, Kaisar Jepang di penghujung perang dunia II. Saat itu Hirohito mendengar Hiroshima dan Nagasaki, dua kota di Jepang hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat.

“Hal yang pertama ditanyakan kaisar kepada para jenderal adalah ‘berapa jumlah guru yang tersisa? 

Kaisar Hirohito, menurut Arthanegara, menilai jatuhnya Jepang dikarenakan mereka tidak belajar. Jenderal dan tentara Jepang boleh jadi kuat dalam senjata dan strategi perang, tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bom yang telah dijatuhkan musuh.

Ia melanjutkan, Jepang tidak akan bisa mengejar Amerika dan negara maju lainnya jika tidak belajar. Sehingga ia mengimbau pada para jenderalnya untuk mengumpulkan seluruh guru yang tersisa di seluruh pelosok Jepang. Hanya kepada para gurulah seluruh rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan.

Apa yang terjadi pada Jepang di masa lampau, lanjut dia, masih relevan dijadikan refleksi situasi di tanah air. Sebab secanggih apapun teknologi, peran guru tidak bisa digantikan. (gde)

 Save as PDF

Next Post

Sebarkan Kedamaian Untuk Semesta, ITDC Hadirkan "Februari Semarak Cinta" di The Nusa Dua

Sab Feb 17 , 2024
Dibaca: 518 (Last Updated On: 17/02/2024) ITDC hadirkan festival “Februari Semarak Cinta” pada 25 Februari 2024 di The Nusa Dua, Bali. (Foto: ist)   MANGUPURA-fajarbali.com | PT Pengembangan Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menghadirkan festival “Februari Semarak Cinta” yang akan digelar di Sidewalk atau leher Pulau Peninsula dan Pulau […]
February semarak cinta

Berita Lainnya