https://www.traditionrolex.com/27 Dosen FST UNR Teliti Efektivitas Sumur Resapan di Pusat Pemerintahan Provinsi Bali - FAJAR BALI
 

Dosen FST UNR Teliti Efektivitas Sumur Resapan di Pusat Pemerintahan Provinsi Bali

Pertumbuhan penduduk dan kepadatan populasi mengakibatkan perubahan tutupan lahan, dari lahan resapan menjadi lahan kedap air, sehingga meningkatnya volume dan kecepatan limpasan hujan yang dapat membanjiri infrastruktur drainase.

 Save as PDF
(Last Updated On: 27/10/2023)

Foto: Tri Hayatining Pamungkas.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Pusat pemerintahan Provinsi Bali terletak di Desa Renon, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Sebagai pusat pemerintahan, kawasan ini meningkat cepat dari segi pembangunan, ekonomi, maupun sosial budaya.

Pertumbuhan penduduk dan kepadatan populasi mengakibatkan perubahan tutupan lahan, dari lahan resapan menjadi lahan kedap air, sehingga meningkatnya volume dan kecepatan limpasan hujan yang dapat membanjiri infrastruktur drainase.

Hal ini membuat area perkotaan selalu berisiko banjir ketika hujan terjadi. Kepadatan populasi yang relatif tinggi akan memperburuk dampak yang terjadi, terutama dampak kerusakan infrastruktur yang mengakibatkan kerugian materiil penduduk kota.

Bali juga merupakan daerah yang kental akan keragamaan kebudayaannya, salah satu filosofi Budaya Bali mengenal adanya konsep Tri Hita Karana yang dapat diartikan sebagai konsep pertalian harmonis dan seimbang antara isi dan wadah.

Keharmonisan tersebut terbagi menjadi tiga yakni hubungan harmonis manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan harmonis manusia dengan manusia (Pawongan) serta hubungan harmonis manusia dengan lingkungan (Palemahan). Pada poin ini, konsep Palemahan dapat digunakan sebagai landasan dalam upaya mengurangi risiko banjir di pusat Pemerintahan Provinsi Bali salah satunya dengan cara konservasi.

Hal ini menarik perhatian seorang dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai (FST UNR), Tri Hayatining Pamungkas untuk meneliti metode konservasi sumur resapan sebagai salah satu bentuk upaya dalam menurunkan resiko bencana banjir di Kecamatan Denpasar Selatan dengan berlandaskan budaya Bali.

Dalam penelitian ini, Tri Hayatining Pamungkas dibantu seorang mahasiswanya, I Kadek Budhi Warsana, serta dosen dari Universitas Udayana (Unud), Mawiti Infantri Yekti.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif. Analisis dilakukan untuk menghitung dan mendeskripsikan efektivitas sumur resapan dalam mengurangi risiko banjir yang terjadi di kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Bali dengan cara menurunkan risiko banjir menggunakan penerapan Sistem Informasi Geografis dalam menganalisis efektivitas sumur resapan.

Kajian dilakukan di wilayah rawan banjir Kelurahan Renon yang masuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Ngenjung. DAS Ngenjung mempunyai luas 3.28 km2 dan 5.54 km untuk panjang sungainya.

Adapun jenis sungainya adalah perennial yang berarti aliran dasar berasal dari air tanah. Selain itu, DAS Ngenjung dipilih karena lokasinya berada di kawasan pusat pemerintahan, jadi sangat praktis menjadi lokasi percontohan untuk dapat mengenalkan penerapan sumur resapan pada warga sekitar juga sebagai bentuk dukungan dalam membangun infrastruktur hijau yang berkelanjutan.

Tim peneliti telah melakukan review hasil penelitian terdahulu, utamanya terkait dengan keterbatasan data spasial dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan akurat dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tujuan untuk memodelkan sistem sumur resapan.

Analisis perencanaan sumur resapan mendapatkan hasil wilayah studi dengan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu berupa sub DAS Ngenjung memiliki efektivitas penurunan debit dan volume puncak banjir kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, 100 tahun, dan kala ulang 200 tahun dengan efektifitas penurunan yang beragam dari  8.61% sampai 31.24%.

Sehingga, dalam upaya menurunkan banjir secara optimal di Kelurahan Renon secara berkelanjutan dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk dapat dijadikan dasar dalam perencanaan konsep drainase yang berwawasan lingkungan dengan Low Impact Development.

Selain itu, pembangunan sumur resapan juga berperan sebagai bentuk upaya mempertahankan konservasi sumber daya air serta penerapan bangunan hijau yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Pendekatan filosofi budaya ramah lingkungan dan pelaksanaan regulasi merupakan faktor pendekat untuk dapat terlaksananya penerapan sumur resapan khususnya di daerah percontohan khususnya pusat pemerintahan Bali. Penerapan sistem pemanenan air hujan berbasis sumur resapan seperti yang dijelaskan sebelumnya tentu mempunyai banyak manfaat.

Namun, pada penelitian ini belum ada kajian terhadap pemetaan penempatan sumur resapan. Oleh karena itu, diharapkan dalam penelitian berikutnya akan ada analisis terkait dengan kajian yang lebih komprehensif tentang pemodelan sumur resapan pada wilayah yang lebih kecil.

Sehingga dapat menghasilkan angka pasti jumlah sumur resapan yang dapat dibangun serta dapat menganalisis lebih dalam tentang tingkat efektivitas yang diukur berdasarkan penempatan sumur resapan serta analisis tambahan mengenai manfaat terhadap kontribusi sumur resapan terhadap air tanah, sehingga nilai tingkat efektivitas sumur resapan lebih optimal kemanfaatannya. (rl)

 Save as PDF

Next Post

Pahlawan Nasional hingga Ilmuan Dunia, Motivasi Anak-anak SDN 5 Mengwitani

Jum Okt 27 , 2023
Buku-buku tersebut didominasi biografi atau cerita hidup para pahlawan bangsa, pengusaha, ilmuan dunia, budaya hingga tentang pendidikan karakter.
Gde Agung Buku

Berita Lainnya