Dr. I Dewa Ayu Anom Tirtawati, SH., MH., diapit Promotor Prof. Dr. Drs. I Wayan Winaja, M.Si., dan Kopromotor Prof. Dr. Dra. I Gusti Ayu Suasthi, M.Si.
DENPASAR-fajarbali.com | I Dewa Ayu Anom Tirtawati, SH., MH., resmi menyandang gelar Doktor (Dr) setelah dinyatakan lulus dengan predikat “Sangat Memuaskan” pada Ujian Terbuka dan Promosi Doktor, Program Doktor Pendidikan Agama Hindu, Fakultas Pendidikan Agama dan Seni, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Senin (1/4/2024).
Dewa Ayu Tirtawati mengangkat disertasi berjudul “Penguatan Moderasi Beragama pada Mahasiswa Lintas Agama di Universitas Dwijendra Denpasar”. Dia tercatat sebagai doktor ke-148 yang ditelurkan Unhi, sekaligus lulusan kedua mahasiswa angkatan 2021.
Artinya, saat mendaftar menjadi mahasiswi program doktor, usianya hampir 62 tahun. Usia yang tepat berisitirahat menikmati masa tua bagi sebagian besar lansia. Namun kata “istirahat” tampaknya tidak ditemukan dalam kamus hidup Dr. Dewa Ayu Tirtawati.
“Yen sing ngelah karang sawah, karang awake tandurin (jika tidak memiliki sawah, tanamilah lahan dalam diri),” kata Dewa Ayu Tirtawati, menjelaskan motivasinya kuliah doktor/strata tiga di usia senja.
Dewa Ayu Tirtawati memulai karir sebagai pegawai PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia sejak 1984 hingga 2016. Sebagian besar karirnya dihabiskan di Ambon, lalu ASDP Mataram, Surabaya, dan Padang Bai, Karangasem.
Perpindahan tugasnya di berbagai daerah, tak terlepas dari statusnya sebagai anggota Bhayangkari, mendampingi sang suami Kombes Pol (Purn) Dewa Made Karsa yang beberapa kali pindah tugas.
Bersama suami, Kombes Pol (Purn) Dewa Made Karsa.
Hasratnya melanjutkan pendidikan S2 muncul ketika pensiun. Ia langsung berkuliah pada Magister Hukum Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai. Lanjut Program Doktor Pendidikan Agama Hindu, Fakultas Pendidikan Agama dan Seni Unhi. Sejak bergelar Magiser Hukum, ia mulai aktif mengajar sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai di bawah Yayasan Jagaditha Denpasar.
Karena sudah terbiasa bekerja keras, di masa pensiunnya, Dewa Ayu Tirtawati membuka usaha jasa tata rias Bali, katering, sarati banten hingga menjual alat-alat rumah tangga. Diakui ibu tiga anak ini, segudang aktivitasnya tersebut tidak semata-mata berorientasi pada uang, tapi mencari kesibukan agar tetap produktif.
Kembali ke disertasinya, ia mengungkapkan tahun 2018, sekitar 39 persen mahasiswa di perguruan tinggi seluruh Indonesia terpapar doktrin radikal. Kemudian tahun 2019 di angka 23,4 persen.
Ketertarikannya meneliti persoalan ini berangkat dari kekhawatirannya terhadap ancaman persatuan bangsa. Apalagi, ia sudah terbiasa merantau dan berinteraksi dengan berbagai suku, golongan dan agama.
“Kampus atau perguruan tinggi selama ini menjadi salah satu ruang menanam paham radikalisme. Jadi sangat penting menguatkan semangat moderasi beragama untuk mengantisipasinya, seperti halnya di Universitas Dwijendra,” katanya sembari berharap hasil penelitiannya memberi manfaat luas bagi bangsa dan negara.
Prof. Dr. Drs. I Wayan Winaja, M.Si., selaku Promotor mengaku salut dengan kegigihan mahasiswinya ini. Seharusnya, kata Winaja, anak-anak muda termotivasi dengan capaian Dr. Dewa Ayu Tirtawati, terlepas dari segala tantangan masing-masing.
Dari sudut novelty disertasi promovenda, Prof. Winaja juga sepakat bahwa moderasi beragama wajib dikuatkan lagi, bahkan di seluruh instansi di tanah air, bukan hanya di lembaga-lembaga pendidikan.
“Novelty penelitian beliau (Dr. Dewa Ayu Tirtawati -red) bahwa penguatan moderasi mahasiswa lintas agama di Universitas Dwijendra dilakukan pada aspek kognitif, emosional, dan behavioristik. Karena kerukunan, toleransi penghargaan dan penghormatan terhadap umat beragama tidak hanya di tataran pikiran tapi perilaku sosial,” pungkas Prof. Winaja. Bertindak selaku Kopromotor; Prof. Dr. Dra. I Gusti Ayu Suasthi, M.Si. (gde)