Save as PDF
FOTO: Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, SS., MM., M.Hum.
DENPASAR – fajarbali.com | Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tertua ke dua di Bali-Nusra, Universitas Ngurah Rai atau dikenal UNR Denpasar, akhirnya memiliki guru besar (profesor) tetap pertama bidang ilmu Kebijakan Publik.
Adalah Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, SS., MM., M.Hum., yang berhasil ‘memecahkan telur’ tersebut. Prof. Tirka saat ini menjabat Rektor UNR 2022-2026. Ia juga rektor srikandi pertama dalam sejarah “Kampus Perjuangan” sejak didirikan oleh Yayasan Jagadhita Denpasar 23 Mei 1979, silam.
Tirka Widanti resmi tiba di puncak pendakian akademik tertinggi seorang dosen, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, Nomor 63703/M/07/2023, tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen, ditandatangani 7 November 2023.
“Sebuah sejarah telah tercipta. Capaian ini adalah kebanggaan seluruh Sivitas Akademika Universitas Ngurah Rai, Kampus Perjuangan kebanggaan kita semua,” kata Ketua Yayasan Jagadhita, Dr. Drs. AA Gde Raka, M.Si., dikonfirmasi di Denpasar, Kamis (9/11/2023).
Sebagai salah satu perguruan tinggi tertua, menurut AA Raka, UNR telah terbukti mencetak sumber daya manusia berkualitas yang menjadi aktor pembangunan bangsa. Sehingga, saat ini dan selanjutnya, pihaknya fokus pada penguatan pelayanan.
Pelayanan tersebut meliputi, penyediaan sarana prasarana, pengembangan program studi (prodi) termasuk peningkatan kualifikasi dosen. Ia terus mendorong 105 dosen, baik PNS/non PNS agar melanjutkan ke jenjang doktor (S3).
“Saat ini presentase dosen bergelar doktor lebih dari 35 persen. Sisanya semua magister. Ini yang terus kami dorong dengan berbagai cara,” kata dia, sembari berharap kehadiran profesor baru memberi vibrasi positif bagi lingkungan kampus.
Terpisah, Tirka Widanti, menilai, jabatan profesor yang diembannya bukanlah akhir, malah menjadi awal untuk menaklukkan segala tantangan yang dihadapi. Apalagi dengan statusnya sebagai rektor, semakin melecut semangatnya memberikan yang terbaik untuk UNR.
Tirka Widanti, mengaku tidak mau larut dalam euforia. Ia memilih lebih bekerja keras lagi. “Bangga itu wajar. Tapi jangan sampai larut. Profesor itu adalah amanah yang mengandung tangung jawab tinggi,” kata Tirka Widanti.
Lebih lanjut, ia mengenang saat mengawali karir sebagai dosen tahun 2009 lalu. Awalnya, Tirka Widanti adalah seorang profesional, khususnya di dunia hospitality. Tapi Tirka Widanti sangat peduli dengan pendidikan. Buktinya, meski bukan dosen, ia terus melanjutkan jenjang-jenjang pendidikannya.
“Awalnya saat saya ujian terbuka promosi doktor di Untag Surabaya, Pak Rektor UNR (Sura Adi Tanaya alm, red) dan Ketua Yayasan Jagadhita menyaksikan langsung. Kebetulan beliau di sana. Setelah selesai ujian saya diajak gabung ke UNR,” kenangnya.
Bak gayung bersambut, Tirka Widanti mengamini ajakan tersebut. Keputusannya pun tidak salah. Ia beradaptasi dengan cepat di dunia barunya sebagai akademisi. Hingga berakhir pada jabatan profesor.
Tirka Widanti mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan UNR sebelumnya dan Yayasan Jagadhita atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan. Ia juga mendorong dosen berkualifikasi doktor (lektor kepala) untuk segera menyusul demi peningkatan kualitas institusi. (Gde)
Save as PDF