https://www.traditionrolex.com/27  Pariwisata Internasional Dibuka, Desa Wisata Berpotensi Jadi Primadona - FAJAR BALI
 

 Pariwisata Internasional Dibuka, Desa Wisata Berpotensi Jadi Primadona

(Last Updated On: 14/10/2021)

Denpasar-fajarbali.com | Tak dapat dipungkiri, meski diterpa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pariwisata Bali ikut melemah. Namun, keindahan alam dan destinasi wisata yang dimiliki Pulau Dewata masih menjadikannya sebagai primadona wisatawan domestik (wisdom) maupun warga lokal Bali.

Tak hanya pantai yang menjadi tujuan wisata lokal, tapi sejumlah destinasi yang menawarkan pemandangan alam terbuka dan desa wisata juga kian diminati, sebab saat ini tren berwisata ikut mengalami perubahan.

  Di tengah melandainya kasus Covid-19 dan dibukanya pariwisata internasional ke Bali, secara perlahan akan menggeliatkan kembali sektor pariwisata dan pendukungnya termasuk desa wisata yang merupakan salah satu destinasi yang menjanjikan dan berpotensi menjadi primadona bagi wisatawan saat pasca-pandemi. Perubahan tren berwisata terjadi lantaran pandemi Covid-19 yang belum berakhir di Tanah Air, sehingga membuat masyarakat lebih cenderung melakukan kegiatan di tempat terbuka, menghirup udara segar dari alam pedesaan terbuka.

  Pengamat pariwisata Andhini Putri mengatakan, saat kasus Covid-19 kian melandai, minat masyarakat berwisata pun semakin tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kerinduan akan bepergian. Wisdom lebih memilih destinasi wisata yang memiliki aktivitas di luar ruangan seperti alam pedesaan yang masih asri, dan ini diprediksi akan diminati juga oleh wisatawan mancanegara (wisman) sejalan dengan sudah dibukanya penerbangan internasional ke Bali.

  “Desa wisata maupun desa berkonsep budaya sejatinya memiliki potensi yang cukup besar untuk menarik kunjungan wisatawan. Apabila dikelola dengan baik dengan sarana dan prasarana yang memadai, maka tak ayal akan menjadi destinasi primadona. Bali itu dikenal dengan keragaman seni, budaya dan alamnya yang masih lestari, hal ini patut dimanfaatkan oleh pelaku pariwisata maupun kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk memperoleh kunjungan lebih banyak,” ungkapnya, Kamis (14/10).

  Selain itu, Andhini menuturkan, jika Bali sudah seharusnya menerapkan konsep pariwisata sehat pasca-pandemi Covid-19. Dan Desa wisata tepat dijadikan sebagai ujung tombak dalam penerapan konsep baru itu. “Jadi bagaimana desa-desa wisata kita dijadikan ujung tombak untuk pariwisata sehat. Desa wisata dalam penerapan pariwisata sehat harus sejalan dengan konsep sapta pesona. Konsep tersebut terdiri dari keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan,” sebutnya.

  Ia menambahkan, kedepannya wisman maupun wisdom juga bakal lebih peduli dengan persoalan kesehatan. Sehingga yang dibangun di Bali harus pariwisata yang sehat dengan menerapkan cleanliness, health, safety and environment (CHSE).

  Dari data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, saat ini terdapat sebanyak 180 desa wisata yang tersebar di Bali. Dari sekian banyak desa wisata yang ada, sebagian masih berkategori baru berkembang, mandiri hingga yang sudah maju seperti Desa Penglipuran yang ada di Kabupaten Bangli. Untuk desa wisata yang baru berkembang, Dinas Pariwisata Bali bakal menyiapkan strategi agar desa wisata tersebut bisa lebih baik. Diharapkan desa wisata yang baru berkembang dapat memperbaiki diri secara pelayanan maupun tata kelola. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Gandeng Anggota DPR RI, Bupati Bangli Serahkan Ribuan Paket Vitamin dan Masker

Kam Okt 14 , 2021
Dibaca: 3 (Last Updated On: 14/10/2021)BANGLI-fajarbali.com | Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta,SE bersinergi dengan Anggota Komisi Vlll DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Bali, IGN Kesuma Kelakan, ST.Msi menyerahkan bantuan kepada perwakilan seluruh Karang Taruna se-Kabupaten Bangli sebanyak 1.270 paket vitamin dan masker. Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Rumah […]

Berita Lainnya