Larangan Mudik, Transaksi di Bali tak Alami Peningkatan yang Signifikan

Loading

Denpasar-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Aktivitas mudik pada momen hari raya Idul Fitri biasanya memberi pengaruh terhadap menurunnya transaksi ekonomi di Bali. Pasalnya, sebagain dari umat muslim yang tinggal di Bali pulang ke kampung halamannya untuk merayakan bersama sanak keluarga. Namun, larangan mudik tahun ini membuat sebuah pengecualian, yakni peluang transaksi tetap seperti biasanya, bahkan ada kenaikan konsumsi yang terjadi mengingat dalam suasana hari raya.



Pengamat Ekonomi, I Wayan Ramantha mengatakan, momen Lebaran yang biasanya banyak masyarakat mudik akan memberikan pengaruh terhadap penurunan transaksi di Bali. Terutama pedagang kaki lima yang lebih banyak dari luar Bali akan pulang ke kampung halamannya. Dengan adanya larangan mudik tahun ini, maka penurunan tersebut diperkirakan tidak akan terjadi.

"Dengan berlakunya larangan mudik ini, peningkatan secara ekonomi tidak terjadi, namun berpeluang tidak terjadi penurunan transaksi. Kalau peningkatan transaksi, saya rasa tidak. Akan sama seperti biasanya," ungkapnya, Selasa (4/5/2021) di Denpasar.

Baca Juga :
Potensi Laut Nusa Penida Belum Tergarap Optimal, Bupati Suwirta 'Berguru' ke Gerokgak
Mendadak Agresif Anjing Liar Serang Empat Warga di Tihingan, Satu Korban Belum Disuntik VAR


Ramantha menilai, akibat momen hari raya, akan ada peningkatan konsumsi yang terjadi di masyarakat. Hal itu sudah menjadi kebiasaan pada setiap momen hari raya umat beragama di Bali.

"Kalau imbas dari hari raya, tentu akan ada peningkatan konsumsi. Namun itu bukan dampak dari kebijakan mudik," imbuhnya.

Terkait soal jasa transportasi yang mengalami penurunan pendapatan akibat larangan mudik ini, Ramantha menjelaskan, itu tidak memberi pengaruh signifikan. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan masyarakat mudik menggunakan kendaraan pribadi.

"Sekarang sebagian besar pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi, baik itu roda dua maupun roda empat, ketimbang menggunakan transportasi umum. Dengan membawa kendaraan pribadi, mereka bisa membawa penumpang dan barang semaunya selama masih cukup dimuat dalam mobil atau motor. Selain itu, lebih fleksibel, bisa berangkat kapan saja, bisa berhenti di mana saja, tidak terikat waktu dan tempat," tandasnya. (dha) 
Scroll to Top