https://www.traditionrolex.com/27 BEM UNR Kupas Eksistensi Generasi Muda dalam Membangun Peradaban Dunia di Era Digital - FAJAR BALI
 

BEM UNR Kupas Eksistensi Generasi Muda dalam Membangun Peradaban Dunia di Era Digital

Semnas yang berlangsung di Auditorium UNR, Jumat (13/10/2023) itu, menghadirkan narasumber AA Bagus Adhi Mahendra Putra, selaku Anggota Komisi II DPR RI, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, dan akademisi Efatha Filomeno Borromeu Duarte.

 Save as PDF
(Last Updated On: 14/10/2023)

FOTO : Semnas bertema “Eksistensi Generasi Muda dalam Membangun Peradaban Dunia di Era Digital yang digelar BEM Universitas Ngurah Rai (UNR), Jumat (13/10/2023).

 

DENPASAR – fajarbali.com | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ngurah Rai (UNR), merespon diberlakukannya UU No 15 tahun 2023 tentang Provinsi Bali melalui Seminar Nasional (Semnas) bertema “Eksistensi Generasi Muda dalam Membangun Peradaban Dunia di Era Digital”.

Semnas yang berlangsung di Auditorium UNR, Jumat (13/10/2023) itu, menghadirkan narasumber AA Bagus Adhi Mahendra Putra, selaku Anggota Komisi II DPR RI, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, dan akademisi Efatha Filomeno Borromeu Duarte.

Ketua Panitia Semnas, Fernandhito Fildzah Swandi, menjelaskan, dipilihnya AA Bagus Adhi Mahendra, karena kapasitasnya selaku wakil Bali di Senayan yang terlibat dalam Ranperda UU Provinsi Bali hingga menjadi UU yang sah.

Kemudian, untuk Ida Bagus Rai Mantra, dipilih karena pengalaman dan ketokohannya. Rai Mantra, kata dia, tergolong pemimpin berbasis budaya namun berkiprah global. “Beliau juga dekat dengan semua golongan, termasuk generasi muda,” kata Fernandhito. Sedangkan Efatha Duarte untuk mengimbangi dari sisi akademis.

Dalam paparannya, AA Bagus Adhi Mahendra mengatakan, peradaban di dalam dunia digitalisasi, khususnya terkait dengan UU 15/2023, sangat menarik jika diambil dari sisi positif digitalisasi.

Misalnya, belum terlaksananya pembangunan, melalui dunia digitalisasi, para generasi muda dapat memberikan inspirasi kepada para pemimpin sehingga bisa mengantarkan pembangunan yang lebih baik.

“Dalam potensi filosofi provinsi Bali yaitu Tri Hita Karana kita bisa membuat satu story telling sehingga bisa menjadikan Bali ini pariwisata yang berkelanjutan,” ujarnya.

Ia melanjutkan, lahirnya UU Provinsi Bali, dimana di dalam undang-undang tersebut mempunyai sumber pendanaan yang cukup besar, maka peluangnya juga besar untuk mewujudkan Bali menjadi daerah kunjungan wisatawan di bidang budaya dan adat yaitu desa adat di bidang pangan yaitu subak. “Ini perlu kita kemas dalam story telling melalui digitalisasi,” imbuhnya.

Para generasi muda, lanjutnya, harus membuka diri terhadap digitalisasi, karena bagaimana pun harus ada transformasi di dalam kehidupan yang bisa mengantarkan Bali menuju peradaban yang lebih baik dengan melakukan digitalisasi. “Ini sangat penting sekali,” ujarnya.

Kendati demikian, digitalisasi tidak terlepas dari sisi positif dan negatif, namun bagaimana agar bijak dalam menerapkan ke dua sisi tersebut.  “Mari kita terapkan dengan bijak sehingga terjadi peradaban yang bisa tentunya mengantarkan kemajuan bagi Provinsi Bali pada khususnya Indonesia pada umumnya,” pungkas politisi Partai Golkar ini.

“Kalau kita menguasai digitalisasi maka dunia berada dalam genggaman kita. Melalui digitalisasi maka apapun kita bisa perbuat untuk kemajuan Bali Untuk mengantarkan Bali sebagai daerah pariwisata yang berkesinambungan” harapnya.

Sementara Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, memotivasi mahasiswa UNR agar kelak menjadi seorang pemimpin. Mantan Wali Kota Denpasar dua periode ini, mengakui, selama memimpin Denpasar, banyak pro, kontra hingga kritik atas kebijakan-kebijakannya.

Namun ia menganggap kitik adalah hal penting bagi semua orang. Ia mengajak mahasiswa UNR tidak alergi terhadap kritik. “Justru harus dijadikan pelecut semangat dan evaluasi untuk bekerja lebih baik lagi,” ungkapnya.

Selama menjabat wali kota, ia berusaha adaptif dengan perkembangan zaman, tapi dengan catatan tidak pernah keluar dari rel budaya Bali yang adi luhung. Perkembangan teknologi informasi dan budaya mesti berjalan beriringan.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor III, Gede Wirata, mengatkan sebagai generasi muda penerus bangsa dan agen perubahan memiliki peran penting dalam proses pembangunan dan berpartisipasi untuk menyelesaikan tantangan, persoalan dalam bidang sosial dan lingkungan khususnya di era digital saat ini.

Tantangan utama generasi muda dalam perkembangan digital, kata Wirata, adalah untuk tidak hanyut dan menjadi korban dari sisi negatif kemajuan teknologi. Selain itu generasi muda berperan penting sebagai subjek pembangunan dan menjadi agen perubahan untuk lingkungan melalui partisipasi aktif generasi muda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

“Generasi muda memiliki imbas yang cukup besar dalam pempengaruhi pembangun serta kemajuan bangsa, mereka dapat menjadi kunci dalam pertumbuhan ekonomi, mereka dinilai dapat menciptkan pekerjaan berbasis ekonomi kreatif yang memiliki daya saing tinggi baik secara nasional maupun global,” ujarnya. 

Wirata melanjutkan, kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat tanpa sekat berpotensi mengakibatkan memudarnya nilai-nilai global jati diri bangsa, dari sinilah pentingnya mengahdirkan penguatan semangat nasionalisme serta ideologi bangsa bagi generasi muda, agar generasi muda tumbuh menjadi genrasi yang kreatif, terampil, dan mandiri.

“Usaha pemerintah dalam mengilangkan kesenjengan social bagi seluruh masyarakat khususnya generasi muda masih terus dilakukan, banyak peluang dan kesempatan yang diberikan kepada generasi milenial agar mereka dapat terus mengembangkan potensi yang dimiliki,” kata Wirata.

Ia melanjutkan, apabila peran generasi muda dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan optimal tentunya akan membawa keberuntungan yang sangat besar bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong masa depan.

“Karean kita percaya bahwa generasi muda bagian besar dari investasi bangsa yang dapat membawa nama bangsa Indoinesia menjadi negara yang berhasil  bersaing dengan negara lain,”.

Ia berharap dengan seminar nasional ini para peserta generasi muda memahami bahwa tantangan ke depan semakin berat karena generasi muda sebagai agent of change untuk menginisiasi sebuah perubahan. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Persiapan Buka Prodi Kewirausahaan, FEB UNR Kunjungi Tiga Perguruan Tinggi hingga Forum Osis di Yogyakarta

Sab Okt 14 , 2023
Kehadiran Prodi Kewirausahaan nantinya diharapkan melengkapi Prodi Manajemen yang telah ada di FEB UNR, sehingga pilihan calon mahasiswa lebih pariatif dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
Benchmarking Yogja

Berita Lainnya