DENPASAR-fajarbali.com | Warga Bali khususnya sekaa Teruna (ST) Eka Dharma Santhi mempunyai cara tersendiri dalam memaknai serta menyingsong hari suci Nyepi caka 1940 yang jatuh pada 17 Maret mendatang. ST Dharma Santhi Banjar Jurangasri, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara menggelar acara “megibung” guna tetap mempertahankan tradisi budaya Bali.
Selain untuk melestarikan tradisi yang adhiluhung tersebut, megibung ini juga dimaksudkan untuk mewujudkan serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan diantara warga. “Kami ST Eka Dharnma Santhi ingin tetap melestariakan tradisi serta untuk memupuk dan memperkuat jalinan menyamabraya diantara generasi tua dan muda,” ungkap ketua ST Eka Dharma Santhi, Banjar Juarangasri, Peguyangan Kangin, Kadek Arya Sastrawan, di sela acara ramah tamah dalam bentuk makan bersama (megibung), Minggu (11/3/2018) di Balai Banjar Jurangasri, kemarin.
Acara yang penuh kekeluargaan tersebut juga dihadiri kelian Banjar Jurangasri, Ketut Sudiarsana, para tokoh masyarakat termasuk salah satu diantaranaya yang duduk di DPRD Kota Denpasar, I Wayan Suwirya, S.Sos.
Sebagai warga Banjar Jurangasri yang ditokohkan, Suwirya, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Sekaa Teruna Eka Dharma Santhi, dalam bentuk yang sangat sederhana dengan megibung. Bagi Suwirya, bukan megibungnya yang utama tetapi makna dibalik semua itu ada nilai kebersamaan dan tradsi yang patut dilestarikan. “Saya salut, mereka sangat solid. Ini merupakan modal besar dalam upaya menjaga penyamabrayaan dan melestarikan tradisi budaya Bali yang sepatutnya tetap dikokohkan di masyarakat,” ungkap Suwirya.
Dengan cara yang sederhana ini, lanjut politisi Partai Golkar ini, mereka sejatinya telah melakukan upaya mengajegkan budaya Bal sebagaimana yang terus digencarkan di tengah masyarakat. “Mudah-mudahan upaya pelestarian tradisi seperti ini bisa terus berlanjut kedepannya, sehingga diharapkan dapat menjaga budaya Bali,” tandas Suwirya. R-004