GIANYAR-fajarbali.com | Salah satu industri rumah tangga yang mengalami keterpurukan saat pandemi covid-19 ini adalah produksi baju barong. Yang mana penjualan baju ini untuk wisatawan asing dan domestic yang berkunjung ke Bali. Baju Barong ini sangat khas,digunakan santai dan harganya relatif murah. Dengan merogoh kocek Rp100ribu, wisatawan sudah mendapatkan 3 pcs baju bergambar Barong.
Produksi Baju barong ini bertempat di Banjar Kaja Kauh, Desa Beng, Gianyar.Usaha rumahan ini sudah dilakoni hamper sejak 40 Tahun silam dan dijual di pantai atau pasar seni. Dalam perkembangannya, baju khas desa Beng ini dijualjuga di pusat oleh-oleh. Hanya saja produksi Baju Barong ini sekarang sudah lesu.
Mengingat masa pandemic, karena pembeli mengandalkan wisatawan. Salah satu perajin Baju Barong, I Wayan parwata (31),Senin (24/5/2021) kemarin menyebut di saat normal dirinya bersama keluarga bias membuat 500 pcs baju dalam sehari.
“Sekarang order sangat sedikit, berbagi dengan produksi lain. Paling banyak produksi 4 lusin,” jelas Parwata.
Baca Juga :
Terlibat Kasus Cocain dan Ganja Kering, Bule Italia dan Inggris Ditahan
Posting Penodaan Agama dan Terlibat Pemerasan, Pria Ini Dibekuk Tim Cyber Polda
Produksi baju tersebut bisanya diorder pengepul dan sebagiannya diserahkan ke pasar seni, baik di Ubud atau di Seminyak, Kuta.
“Sekarang hanya mengandalkan orderan, itupun sedikit. Asal ada pemasukan. Bahan baku kami ambil di toko termasuk pewarna,” terangnya. Baju Barong yang dibuat, mulai dari untuk anak-anak sampai ukuran S-M-L,XL sampai XXXL.
Dikatakannya, untuk pembuatan baju, tergolong rumit dan memakan waktu. Prosesnya dari pemotongan kain, menjarit, menggambar pola,mencuci. Setelah kering barulah digambar barong dan selanjutnya dicuci lagi. “Satu baju memerlukan tiga kali pencucian,” bebernya.
Dikatakannya, di Banjar Kaja Kauh, Desa Beng, hamper semua warga memproduksi Baju Barong. Dirinya sudah melakoni pekerjaan tersebut sejak masih anak-anak, sekitar 10 tahun lalu.
“Saya meneruskan pekerjaan dari orang tua, bapak saya dari anak-anak sudah membuat baju barong,” jelasnya. Dalam situasti saat ini, dirinya sangat berharap kondisi pariwisata bias kembali normal, sehingga perekonomian bisa berputar lebih baik. (sar)