SEMARAPURA-fajarbali.com | Yayasan Padukuhan Sri Chandra Bhaerawa (PSCB) menunjukkan kontribusinya dalam pelestarian budaya Bali dengan
menggelar Lomba Menulis Aksara Bali di Pasraman Sri Taman Ksetra, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, pada Minggu (7/12/2025).
Ketua panitia kegiatan, I Putu Merta, menjelaskan, tujuan utama kegiatan ini sebagai upaya melestarikan budaya Bali dan mendekatkan aksara Bali kepada generasi muda. Lomba ini diikuti siswa SD dan SMP se-Kecamatan Dawan.
“Total peserta 25 orang. Kami mengundang 23 SD dan tiga SMP, serta merasa terhormat karena ada peserta dari luar negeri yang bersekolah di Ubud turut serta,” ujarnya.
Dewan juri berasal dari praktisi budaya dan penyuluh bahasa Bali di Klungkung. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai sponsor yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
Ketua Yayasan Padukuhan Sri Chandra Bhaerawa, Jro Mangku Ketut Suryadi Putra, mengungkapkan bahwa sepanjang 2025 yayasan telah menggelar beragam kegiatan sosial keagamaan.
Lomba menulis aksara Bali ini merupakan bagian dari program jnana yadnya, yaitu pengabdian suci untuk menambah ilmu pengetahuan.
Menurutnya, lomba ini bertujuan memperkuat tradisi Bali agar generasi muda tidak melupakan makna yang diwariskan leluhur melalui berbagai lontar.
“Jika kami sudah siap dari sisi panitia dan perangkat, kami akan melangkah ke tingkat kabupaten bahkan provinsi,” ujar Jro Mangku Suryadi.
Adapun hasil lomba, kategori SD: Juara I Ni Putu Engiy Darma, Juara II I Made Adi Arya Wiguna, Juara III Ni Ketut Jesika Dinda Dewi. Kategori SMP: Juara I Ni Kadek Ayu Purnama Sari, Juara II Ni Wayan Sri Suseni, Juara III I Gede Dita Yoga Pratama. Selain itu, panitia juga memilih juara favorit. Para pemenang menerima piagam, piala, uang tunai, serta voucher menginap atau voucher belanja.
Sebelumnya, kegiatan dibuka oleh Pj. Perbekel Desa Pikat I Nyoman Kardana. Pihaknya mengapresiasi penyelenggaraan lomba ini sebagai langkah konkret menjaga keberlanjutan budaya Bali, khususnya keterampilan nyurat aksara Bali.
Ia menekankan bahwa semakin sedikit generasi muda yang fasih menggunakan bahasa dan aksara Bali, sehingga pembelajaran sejak dini menjadi sangat penting.
“Jangan berhenti sampai di sini upaya melestarikan dan mengembangkan budaya Bali,” kata Kardana. Turut hadir Pembina Yayasan, Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti.
