DENPASAR-fajarbali.com | Secara konsisten, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali menggelar lomba serangkaian Bulan Bahasa Bali (BBB) setiap Februari. Pada BBB ke-7 tahun 2025 ini, UPMI melombakan dua kategori, yakni Cerdas Cermat dan Nyurat Aksara Bali.
Ratusan peserta/tim dari 31 SMA/SMK sederajat se-Provinsi Bali mengikuti lomba yang berlangsung pada Selasa (4/2/2025) di Kampus UPMI, Jl. Seroja, Tonja, Denpasar Utara.
Ketua panitia kegiatan Anak Agung Sri Dewi, mengatakan, cerdas cermat merupakan mata lomba yang diambil dari kurikulum merdeka jenjang SMA/sederajat karena level lomba diperuntukkan bagi pelajar menengah atas.
Cerdas cermat berbahasa Bali ini pun telah memasuki tahun ketiga penyelenggaraan. Sedangkan Nyurat Aksara Bali baru tahun ini diuji cobakan. Namun tanpa diduga, peminatnya sangat banyak. Lebih dari 50 orang.
"Kami juga tidak menyangka mata lomba nyurat aksara Bali sangat diminati. Karena baru pertama, nyuratnya menggunakan kertas dan pensil. Ke depan kami rancang dengan daun lontar," ungkap mahasiswi semester III Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah ini.
Gung Sri, sapaannya, melanjutkan, trma yang diusung kali ini adalah "Ngelestariang Basa, Aksara, lan Aastra Bali". Menurut dia, tema ini relevan dengan kondisi kekinian dimana keberadaan bahasa ibu semakin terancam dengan bahasa asing. Bahkan di beberapa tempat, bahasa daerah telah punah/terancam punah.
"Jika melihat antusiasme adik-adik peserta lomba ini, saya optimis bahasa Bali masih punya masa depan. Masih ajeg," imbuh dia.
Gung Sri mengajak, generasi muda Bali untuk bangga memakai bahasa Bali sebagai budaya adi luhung warisan leluhur. "Bahasa Bali itu keren dan gaul, ada pantunnya juga. Jadi bukan bahasa kampungan. Bahasa Bali adalah ibu," pungkasnya.
Setelah berlangsung sepanjang hari, dewan juri memutuskan para jawara. Untuk Juara Lomba Cerdas Cermat, Juara I Tim Tri Jana Smasta dari SMA Negeri 1 Tabanan, disusul Tim Smadara dari SMA Negeri Semarapura di posisi III, dan Juara III Tim Nesa Ubud dari SMA Negeri 1 Ubud.
Sedangkan pemenang Nyurat Aksara Bali, Juara I diraih Ni Komang Putri Yuliantari dari SMA Negeri 1 Manggis, Karangasem, Juara II I Putu Aditya Permana dari SMA Negeri 2 Kuta Selatan dan Juara III diraih Luh Eka Sri Widya Widani dari SMA Negeri 3 Kuta Selatan.
Rektor UPMI Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., mengapresiasi antusiasme peserta yang hadir dari pelosok Bali. Membludaknya para peserta dari kalangan Gen Z menandakan bahasa ibu masih sangat dicintai.
Sebagai bentuk apresiasi, UPMI Bali memberikan berbagai hadiah bagi pemenang. Baik uang tunai, piagam dan buket. Baginya, semua peserta adalah pemenang. Semuanya hebat karena sudah berani tampil untuk mengawal keajegan salah satu budaya Bali.
"Untuk para peserta lomba ini, saya sarankan kuliah di UPMI kelak saat sudah lulus SMA/SMK. Kami sudah data namanya, kalau mereka daftar ada diskon spesial. Apalagi kalau memilih Prodi Bahasa Daerah," jelas Rektor.
UPMI, lanjut rektor, adalah perguruan tinggi yang konsen menjadi penjaga gawang budaya Bali melalui prodi-prodi yang dikelolanya. Bahkan Prodi Pendidikan Bahasa Daerah tetap dipertahankan meskipun peminatnya tidak terlalu banyak.
Komitmen ini jauh sebelum lahirnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 mengatur tentang perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Pergub ini juga mengatur penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
"Jadi saat Pak Wayan Koster menjabat gubernur, mengeluarkan kebijakan itu, saya sambut baik. Sejalan dengan visi kami selama ini," ungkap Prof. Suarta.
Prof. Suarta juga mengenang pesan penting dari alm. Prof. IB Mantra yang meminta agar Prodi Pendidikan Bahasa Daerah (Bali) tetap dipertahankan, sekalipun mahasiswanya hanya satu orang. "Makanya kami tidak kembalikan ijin operasionalnya, apapun yang terjadi," kata Prof. Suarta. W-009