Denpasar-fajarbali.com | Angka penjualan kerajinan perak asli Bali ditengah pandemi kian mengalami kemerosotan yang cukup signifikan akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Jika dulu para pengrajin perak sampai menolak orderan karena banyaknya pesanan, saat ini justru harus pintar mengatur strategi untuk memenuhi target penjualan. Hal itu diakui salah seorang pengrajin perak sekaligus Owner Agus Silver Ni Wayan Supartiwi yang tengah mengikuti pameran di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) di Taman Budaya Denpasar, Senin (28/6/2021). Ia mengungkapkan, merosotnya penjualan perak mengharuskannya merumahkan karyawan karena tidak bisa menutupi biaya operasional.
“Saat ini masyarakat lebih memfokuskan pendapatannya untuk biaya dapur, sehingga dana untuk gaya hidup lebih ditekan. Kondisi ini berpengaruh signifikan terhadap penjualan kerajinan perak lokal yang merosot hingga 80 persen,” ungkapnya.
Baca Juga :
Tingkatkan Kunjungan, The Alantara Sanur Tawarkan Paket Berenang
Tabrak Tembok, Dua Pemotor Terkapar, Tanpa Dilengkapi Identitas, Aparat Kesulitan Cari Keluarga Korban
Supartiwi menjelaskan, para pengrajin perak pun harus jeli memasarkan produk kerajinan melalui platform digital/sosial media maupun pameran langsung dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Ia mengakui, ruang yang diberikan Pemerintah melalui PKB sangat memfasilitasi pelaku UMKM maupun para pengrajin perak memasarkan produk kerajinan, terlebih stand di PKB gratis.
“Kami para pengrajin perak sangat terbantu sekali dengan adanya PKB. Kami dibantu mempromosikan produk apalagi standnya gratis. Kami akui saat ini sangat merasakan sekali dampak pandemi, bahkan sekarang permintaan produk sangat-sangat merosot bahkan minim orderan. Kami tetap berharap pemerintah terus mendorong para pelaku UMKM dengan menyediakan ruang-ruang seperti pameran dan difasilitasi dengan baik sehingga kami bisa terus berkarya,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan awak media Fajar Bali di Taman Budaya Denpasar, kunjungan masyarakat ke PKB cenderung sepi dan diprediksi kunjungan akan meningkat saat akhir pekan, terlebih saat ini tengah memasuki libur sekolah. Sebagian besar pengunjung hanya melihat-lihat produk kerajinan perak, kain tenun dan ukiran kayu, sesekali nampak pengunjung tengah bertransaksi membeli kerajinan. Stand kuliner pun tidak seramai PKB sebelum pandemi.
Sementara, untuk Senin siang pengunjung PKB disuguhkan pementasan Palegongan iringan gamelan Samara Pagulingan duta Kota Denpasar di gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar serta pada malam harinya terdapat pergelaran Fragmentari persembahan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar di gedung Ksirarnawa. (dha)
Save as PDF